Menghitung Nilai Wajar Saham – Untuk berhasil dalam dunia investasi, termasuk trading saham, analisis dan perhitungan yang tepat di perlukan. Menghitung harga wajar adalah salah satu metode penting dalam evaluasi investasi saham.
Bagaimana prosedur ini di terapkan sangat penting untuk keberhasilan dalam perdagangan saham. Kekecewaan yang parah dapat terjadi karena kesalahan dalam membuat keputusan investasi. Oleh karena itu, memahami rumus dan teknik yang di gunakan untuk menghitung harga wajar saham sangat penting. Untuk memastikan bahwa setiap keputusan investasi di dasarkan pada analisis yang kuat dan dapat di pertanggungjawabkan, langkah ini di ambil.
Setiap investor yang serius harus menghindari berinvestasi tanpa basis analisis yang solid karena berpotensi menghasilkan hasil yang tidak memuaskan.
Menghitung Nilai Wajar Saham
Menghitung harga wajar saham mungkin terdengar rumit. Selain itu, sebagian besar masyarakat lebih suka yang instan. Namun, urusan investasi dan keuangan tidak bisa instan.
Sangat mungkin investasi Anda gagal jika Anda hanya bergantung pada insting atau perkiraan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keuntungan yang di inginkan, Anda harus tahu cara menghitung harga wajar saham. Rumus dan contohnya tersedia di sini.
1. Dividend Yield
Untuk menentukan perbandingan antara dividen per saham dan harga saham, dividen yield (DY) di gunakan. Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham yang di bagikan secara berkala dikenal sebagai dividen per saham sendiri.
Dividend yield adalah persentase dividen yang diterima investor setiap tahun di bandingkan dengan harga saham yang di bayarkan. Pembayaran dividen yang di terima investor berkorelasi positif dengan DY saham. Sebagai contoh, perusahaan Arang membayar dividen sebesar Rp50 per saham. Dividend Yield perusahaan adalah 5%, yang di dapat dari rumus berikut:
Dividen per lembar x harga per lembar x 100% adalah DY.
DY = 50 kali 1.000 x 100%
DY 5%
Dari segi dividen, perusahaan Arang memberikan lebih banyak keuntungan kepada investor daripada DY industri rata-rata sebesar 3%.
2. Price to Earning Share
Harga to Earning Share (PER), yang merupakan rasio antara harga saham per lembar dan EPS yang di hasilkan perusahaan, adalah metode tambahan untuk menghitung harga wajar saham. Pendapatan bersih perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar di kenal sebagai EPS. Seberapa banyak investor harus membayar per unit pendapatan perusahaan di tunjukkan oleh PER, dan semakin tinggi PER, semakin mahal harga saham perusahaan.
Sebagai contoh, jika perusahaan Natural memiliki harga saham sebesar Rp2.000 dan laba bersih sebesar Rp200, PER perusahaan akan menjadi sepuluh, yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
Harga saham dibagi dengan laba bersih (EPS).
PER = Rp2.000 dibagi dengan Rp200.
PER=10
Harga saham Natural tampaknya sedikit undervalued dibandingkan dengan PER industri rata-rata sebesar 15.
3. Earning per Share
Laba bersih perusahaan di bagi dengan jumlah saham yang beredar dan earning per share (EPS). Nilai PER yang di anggap wajar bervariasi tergantung pada industri dan variabel lain yang memengaruhi bisnis. Investor dan analis saham suka menggunakan EPS sebagai dasar perhitungan harga wajar saham karena kemungkinan harga saham akan naik lebih besar jika EPS perusahaan lebih besar.
Dalam contoh berikut, jika harga saham suatu perusahaan saat ini adalah Rp10.000 dan EPS-nya sebesar Rp500, maka perhitungan harga wajar sahamnya ialah sebagai berikut:
- Harga wajar saham adalah harga saham di bagi dengan EPS.
- Harga saham ideal = Rp10.000 di bagi 500
- Harga saham wajar adalah 20.
Dalam contoh ini, hasil 20 menunjukkan bahwa harga saham di anggap adil atau seimbang jika perusahaan mampu mempertahankan tingkat EPS-nya. Apabila harga saham saat ini di bawah harga wajar, saham di anggap murah dan layak untuk di beli.
Namun, saham di anggap mahal dan kemungkinan besar layak di jual jika harganya saat ini di atas harga wajar.
Baca Juga :
- Cara Melakukan Trading Saham Harian Untuk Pemula
- Apa Itu Saham Treasuri Beserta Contohnya
- Perbedaan Saham dan Forex yang Harus Diketahui Investor
- Perbedaan Analisis Fundamental dan Teknikal dalam Saham
***