Rumus Rasio Likuiditas dan Cara Menghitungnya

Rumus Rasio Likuiditas

Themarketmogul.comRumus Rasio Likuiditas. Aspek terpenting yang harus di perhatikan dalam membangun sebuah perusahaan adalah likuiditas. Selanjutnya, perusahaan harus memenuhi kewajibannya dalam melunasi hutang jangka pendek, seperti pajak, dividen, utang usaha dan lain sebagainya. Kemudian, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kerugian dan kebangkrutan akibat likuiditas perusahaan tersebut berada di tingkat rendah. Lalu, bagaimana rumus dan cara menghitung rumus rasio likuiditas? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.

Gambar by Jurnal.id

Tujuan Penggunaan Rasio Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dalam menggunakan rasio likuiditas pada perusahaan, antara lain:

  • Dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
  • Dapat memberikan gambaran terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
  • Dapat membantu perusahaan untuk mengukur atau menilai kemampuan dalam melakukan pembayaran kewajiban jangka pendek.
  • Dapat mengambil keputusan untuk menggunakan dana dan pengelolaan aset perusahaan dengan baik.
  • Dapat membantu dalam melakukan pengawasan terhadap modal perusahaan.

Komponen Likuiditas

Berikut ini adalah tiga komponen penting yang harus di ketahui perusahaan, antara lain:

  • Kerapatan : Komponen ini di gunakan perusahaan untuk menjelaskan transaksi produk. Selain itu, menjelaskan jarak harga yang di jadikan sebagai harga normal dalam perusahaan.
  • Kedalaman : Komponen ini dapat menggambarkan prediksi harga dari produk yang berhasil di jual dan di beli oleh konsumen. Selain itu, menggambarkan jumlah penjualan dan pembelian.
  • Resiliensi : Komponen ini berfungsi untuk menjelaskan harga yang tidak stabil dari produk tersebut. Selain itu, menggambarkan perubahan harga produk dari normal menjadi efisien.
Gambar by Ocbc.id

Rumus Likuiditas dan Cara Menghitung

Dalam perusahaan, likuiditas berfungsi untuk mempermudah investor dalam menilai rasio yang di milikinya. Berikut ini adalah rumus yang di gunakan dalam menghitung likuiditas perusahaan, antara lain:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang di lakukan dengan memanfaatkan aset atau aktiva lancar. Kemudian, aset lancar adalah aset yang bisa di tukarkan dengan uang tunai dengan mudah, mulai dari kas, piutang dan lain-lain. Selanjutnya, dalam menghitungnya bisa di lihat dari tingginya nilai rasio dengan batas 1,2 maka artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan sebaliknya.

Rumus Rasio Lancar = Aktiva Lancar : Hutang Lancar

Contoh :

Aktiva Lancar = Rp600 juta

Hutang Lancar = Rp300 juta

Rasio Lancar = Aktiva Lancar : Hutang Lancar

= Rp600 juta : Rp300 juta = 2

Jadi, hasil perhitungan dari rasio lancar adalah 2.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat adalah pengukuran kemampuan perusahaan yang di lakukan dengan tidak menghitung persediaan barang. Hal ini karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membandingkan aset lainnya. Poin pentingnya, hasil rasio yang berada di angka 1.0 maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek sangat baik. Apabila hasilnya di atas 3.0 maka perusahaan tersebut tidak sehat.

Rumus Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar

Contoh :

Aktiva Lancar = Rp600 juta

Persediaan = Rp60 juta

Hutang Lancar = Rp300 juta

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar

= (Rp600 juta – Rp60 juta) : Rp300 juta = 1,8

Jadi, hasil perhitungan dari rasio cepat adalah 1,8.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur jumlah uang kas. Kemudian, semakin besar jumlah uang kas yang melebihi hutang jangka pendek. Selanjutnya, bisa di artikan bahwa kemampuan perusahaan semakin baik dengan batas 1,5.

Rumus Rasio Kas = (Kas + Surat Berharga) : Hutang Lancar

Contoh :

Kas = Rp200 juta

Surat Berharga = Rp300 juta

Hutang Lancar = Rp300 juta

Rasio Kas = (Kas + Surat Berharga) : Hutang Lancar

= (Rp200 juta + Rp300 juta) : Rp300 juta = 1,6.

Jadi, hasil perhitungan dari rasio kas adalah 1,6.

Gambar by Jurnal.id

Demikian penjelasan menarik tentang rumus rasio likuiditas dan cara menghitungnya dalam artikel di atas. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan dan juga wawasan. Kemudian kedepannya, dapat bermanfaat dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.