Analisis Fundamental dan Teknikal – Investasi saham membutuhkan analisis yang matang untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi kerugian. Analisis fundamental dan teknikal adalah dua jenis analisis investasi saham. Selain itu analisis fundamental menilai kinerja saham dengan melihat laporan keuangan, kondisi ekonomi, dan faktor lainnya. Sementara itu, analisis teknikal menggunakan data historis untuk memprediksi harga saham.
Perbedaan Analisis Fundamental dan Teknikal
Analisis fundamental adalah jenis analisis yang di gunakan oleh investor dengan tujuan investasi saham jangka panjang. Ini melibatkan analisis ekonomi makro dan mikro, kinerja keuangan, kondisi ekonomi perusahaan, dan kondisi industri dan sektor terkait.
Analisis teknikal, di sisi lain, adalah jenis analisis yang menilai kinerja suatu saham dan prospek harganya dengan menggunakan data pergerakan harga sebelumnya dengan menggunakan grafik dan indikator tertentu, seperti grafik garis, grafik batang, dan grafik lilin. Investor jangka pendek atau trader biasanya menggunakan analisis ini untuk bertransaksi saham dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Cara melakukan analisis Fundamental
1. Top-down
Analisis top-down di lakukan dengan mengukur kondisi bisnis dengan menggunakan gambaran umum. Ada empat hal yang dianalisis: kondisi makro global, kondisi makro dalam negeri, prospek pertumbuhan industri, dan fundamental perusahaan. Jika semua analisis ini menunjukkan hasil yang positif, maka saham perusahaan memiliki prospek yang baik.
2. Bottom-up
Analisis bottom-up tidak melihat ekonomi dan siklus pasar secara keseluruhan. Sebaliknya, analisis ini hanya berfokus pada perusahaan yang ingin di beli sahamnya dengan mengidentifikasi kinerja keuangan, produk atau layanan, serta kondisi persaingan dengan perusahaan lain yang berdampak pada keadaan perusahaan. Prinsip dasar pendekatan ini adalah bahwa bisnis dapat berkembang dan memiliki kinerja yang baik meskipun industri mengalami penurunan.
Cara melakukan analisis Teknikal
1. Mengidentifikasi tren harga saham
Saat Anda melihat pergerakan harga saham melalui grafik atau chart yang relevan, Anda dapat menemukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham untuk mengoptimalkan potensi keuntungan Anda.
2. Melihat jumlah transaksi
Biasanya, grafik histogram menunjukkan volume transaksi saham di bawah grafik harga. Volume yang tinggi di ikuti dengan penurunan harga saham menunjukkan kondisi bearish atau pelemahan, sedangkan volume yang tinggi diikuti dengan kenaikan harga menunjukkan kondisi bullish atau penguatan.
3. Mengidentifikasi sumber daya dan resistensi
Support adalah titik harga terendah suatu saham dalam jangka waktu tertentu. Ketika harga saham bergerak menyentuh titik ini, ada kemungkinan harga akan kembali naik, sehingga saat ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk membeli saham. Namun, jika harga saham menembus titik breakdown atau titik terendah, harga akan turun kembali untuk menemukan titik terendah terbarunya.
Sebaliknya, titik resistance adalah batas harga tertinggi suatu saham dalam jangka waktu tertentu. Jika saham bergerak menembus titik resistance, atau breakout, maka saham akan terus naik dan menemukan titik resistance terbaru, sehingga saat ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menjual saham. Sebaliknya, jika pergerakan saham tidak berhasil menembus titik resistance, maka saham akan turun, memberi sinyal bahwa waktunya untuk mengambil keuntungan.
Baca Juga :
- Cara Analisis Fundamental Saham yang Baik dan Benar
- Pengertian dan Cara Mengukur Analisis Rasio Likuiditas
- Perbedaan Selling dan Marketing dalam Dunia Bisnis
- Mengenai Strategi Cup Handle Chart Pattern dalam Investasi
***