Pengertian dan Cara Mengukur Analisis Rasio Likuiditas

Analisis Rasio Likuiditas

Themarketmogul.comAnalisis Rasio Likuiditas. Dalam sebuah perusahaan, rasio likuiditas di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang dan kewajiban jangka pendek. Kemudian, pengukuran tersebut di lakukan oleh auditor internal dan auditor eksternal dalam beberapa periode (6-12 bulan sekali). Hal ini karena berpengaruh terhadap kredibilitas perusahaan dan dapat menjaga kestabilan keuangan. Lalu, apa pengertian dari analisis tersebut? dan bagaimana cara mengukurnya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.

Gambar by Toffeedev.com

Pengertian Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan sebuah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dan membayar hutang jangka pendek. Kemudian, tujuan dari pengukuran rasio untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Poin pentingnya, apabila perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, artinya perusahaan tersebut likuid. Sementara itu, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya dapat di artikan perusahaan tersebut ilikuid.

Cara Menghitung

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat di terapkan dalam mengukur analisis tersebut, antara lain:

1. Cara Menghitung Rasio Lancar (Current Ratio)

Pertama adalah menghitung rasio lancer (current ratio). Kemudian, penghitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva perusahaan yang likuid atau aktiva lancar (current asset). Lalu, jenis aktiva ini dapat di tukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Adapun rumus perhitungan dari current ratio adalah sebagai berikut:

Rasio Lancar (Current Ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets)/ Hutang Lancar (Current Liabilities)

Contohnya :

Suatu perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 10.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp. 5.000.000. Jadi, cara menghitungnya adalah 10.000.000 : 5.000.000 = 2,0

Kesimpulannya:

  • Jika angka rasio lancar lebih dari 1,0 kali, maka kemampuan perusahaan tersebut sangat baik dalam melunasi kewajibannya.
  • Jika ratio lancar nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuan dalam melunasi utang dapat di pertanyakan.
  • Jika  rasio lancar nilainya lebih dari 3,0 kali, maka tidak berarti perusahaan tersebut dalam keadaan keuangan yang baik.
Gambar by Linovhr.com

2. Cara Menghitung Rasio Cepat (Quick Ratio)

Kedua adalah menghitung rasio cepat (Quick Ratio). Kemudian, penghitungan ini dapat di lakukan menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk di jadikan perbandingan dengan kewajiban lancar. Adapun cara menghitung rasio lancar dapat menggunakan rumus, sebagai berikut:

Rasio Cepat (Quick Ratio) = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar

Contohnya:

Ada perusahaan Maju Jaya yang memiliki aktiva lancar dengan nilai Rp. 20.000.000, inventaris Rp. 2.000.000, dan kewajiban lancar Rp. 6.000.000.

Jadi, cara menghitung rasio cepat adalah (Rp. 20.000.000 – Rp. 2.000.000) : (Rp. 6.000.000) = 3,0

Kesimpulannya:

  • Jika hasil penghitungan rasio lancar lebih dari 1,0 kali, maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya.
  • Jika rasio lancar nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuan dalam melunasi hutang harus di pertanyakan.
  • Jika menghitung rasio lancar nilainya di atas 3,0 kali, maka perusahaan tersebut dalam keadaan keuangan yang baik.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Ketiga adalah menghitung rasio kas (Cash Ration). Kemudian, penghitungan ini di lakukan dengan melibatkan kas perusahaan. Selain itu, manfaatnya hampir sama dengan current ratio dan quick ratio, yakni mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dan menjadikan kas sebagai acuan. Adapun cara menghitung rasio likuiditas dapat di lakukan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Rasio Kas (Cash Ratio) = (Kas + Surat Berharga) / Utang Lancar

Contohnya:

Suatu perusahaan memiliki kas dengan nilai Rp. 5.000.000, surat berharga bernilai Rp. 3.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp. 5.000.000. Jadi, cara menghitung kas rasio adalah (5.000.000 + 3.000.000) : 5.000.000 = 1,6.

Gambar by Gramadia.com

Demikian penjelasan tentang pengertian dan cara mengukur analisis rasio likuiditas yang dapat di sampaikan dalam artikel di atas. Semoga bermanfaat 🙂