Themarketmogul.com – Cara menghitung biaya implisit sebenarnya cukup mudah dan nantinya akan mimin coba gambarkan melalui rumus singkatnya. Biaya ini sudah termasuk dalam peluang yang mana muncul di saat perusahaan memakai sumber daya internal untuk proyek tertentu. Tanpa harus memberikan kompensasi eksplisit, guna pemanfaatan sumber dayanya. Hal tersebut sudah umum terjadi di kala perusahaan harus memilih antara beberapa opsi alternatif penggunaan dari aset tertentu.
Tujuannya sendiri untuk akuntansi perusahaan, yang mana biayanya tidak bisa di ukur secara akurat. Biayanya juga bisa membantu manajer dalam membuat keputusan bisnis yang efektif bagi perusahaannya. Jika kamu belum tahu cara dalam menghitungnya dengan baik dan benar. Berikut ada sedikit contoh dalam melakukan perhitungannya.
Cara Menghitung Biaya Implisit Berdasarkan Contohnya
Kamu cba asumsikan perusahaan manufaktur memiliki gedung sendiri. Di mana gedung tersebut, di pergunakan untuk melakukan seluruh operasional bisnis dalam memproduksi barang. Nah, perusahaan ini setelahnya memilih gedung tersebut untuk operasional bisnisnya daripada menyewakan ke pihak lain. Perusahaan ini nantinya bisa mendapatkan laba bersih senilai Rp. 600 juta / bulannya. Sedangkan untuk biaya peluang, masuk per bulan Rp. 40 juta jika perusahaan berani menyewakan gedungnya ke pihak lain.
Dalam hal ini, kamu bisa dengan mudah untuk menghitung biaya implisit. Mengapa demikian ? Karena pada pernyataan sebelumnya, perusahaan manufaktur ini telah memiliki laba ekonomi aktualnya. Yaitu sebesar Rp. 600 juta – Rp. 40 juta = Rp. 560 juta rupiah. Dari sini terlihat sudah, bahwa biaya implisit dari PT. Manufaktur tersebut mencapai Rp. 560 juta per bulan nya.
Di karenakan PT. Manufaktur ini memakai sumber daya sendiri dalam bentuk gedung. Maka, perusahaan tak memperoleh pendapatan dari aset & tidak melaporkan biaya penggunaan bangunan sebagai biaya eksplisit apapun ! Untuk memakai gedung dalam kegiatan operasionalnya sendiri. Sebab itulah, perusahaan harus rela kehilangan potensi pendapatan mencapai Rp. 40 juta rupiah. Nah, jumlah inilah yang bisa kamu sebut sebagai biaya implisit.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa saja yang telah termasuk ke dalam biaya implisit itu sendiri ? Berikut ini ada penjelasan biaya-biayanya, mulai dari :
1. Biaya Penyusutan Fungsi Mesin
Saat kamu membeli mesin baru untuk bisa memproduksi barang. Maka, mesin tersebut sudah pasti dapat berfungsi dengan sempurna. Akan tetapi, kemampuan mesin lama kelamaan akan langsung berkurang akibat sudah terlalu sering di gunakan sampai bertahun-tahun. Hasil dari pemakaiannya, juga sudah pasti berkurang. Contoh kecil : jika dulunya sehari dapat memproduksi sebanyak 50 barang. Maka, saat ini hanya mampu 25 barang saja seharinya. Kemampuan tersebut memang tak akan sebagus dulu dan akhirnya memiliki biaya penyusutan.
2. Biaya Penyusutan Bangunan dan Opportunity Cost
Bangunan telah termasuk dalam salah satu aset yang mana dapat mengalami penyusutan fungsi atau kegunaan. Hal tersebut di karenakan, bangunanyang telah lama di tempati mampu mengalami kerusakan karena banyak faktor. Jika ingin mendapatkan fungsi kembali seperti awal, maka perusahaan harus mengadakan perbaikan dalam biaya itu sendiri.
Selain itu, terdapat biaya peluang atau di kenal dengan opportunity cost. Biaya ini bisa di katakan penting untuk di perhitungkan oleh perusahaan. Contohnya : saat perusahaan membeli mobil baru yang di pergunakan untuk mengantarkan para karyawannya. Apabila perusahaan menyewakan mobil ini, maka nantinya akan mendapatkan Rp. 3000 ribu per harinya. Nah, biaya peluang yang hilang ini sebesar Rp. 300 ribu tersebut.
3. Cara Menghitung Biaya Implisit Berdasarkan Pemilik Usahanya Sendiri
Di saat kamu telah memutuskan untuk dapat memberikan karyawan training. Maka, kamu akan memiliki biaya implisit yang di keluarkan. Seperti : output yang tak dapat di buat selama karyawan tersebut melakukan pelatihan. Akan tetap, kamu tentu saja akan tetap mengirimkan karyawan training ini. Karena pada akhirnya memiliki harapan dengan pelatihan tersebut, kemampuan karyawan bisa bertambah & bermanfaat. Hanya saja, memang terdapat waktu yang mana di korbankan untuk hal tersebut.
Bisa juga melihat pemilik usaha berusaha menjalankan bisnisnya seorang diri, lantaran di anggap mampu dan tak akan keluar biaya eksplisit. Hal ini bisa saja benar, tapi tak sepenuhnya menjadikan usaha orang tersebut berjalan dengan baik. Nah, pelaku usaha ini sebenarnya masih tidak begitu memahami apa yang di kerjakannya. Sehingga, harus belajar terlebih dahulu dan sering membuat kesalahan. Pekerjaannya menjadi tersendat dan tak efisien.