Pengertian dan Cara Menghitung Buffer Stock

Pengertian dan Cara Menghitung Buffer Stock

Themarketmogul.comCara menghitung buffer stock bisa menggunakan beberapa metode yang berbasiskan rumus. Buffer stock sendiri termasuk atas sejumlah kelebihan persediaan, yang mana sengaja di simpan perusahaan. Gunanya adalah demi menjaga stok tetap aman. Nah, stok tersebut bisa bermanfaat dalam hal membantu memastikan ketersediaan barang untuk para konsumen. Untuk bisa memahami lebih lanjut terkait Buffer Stock. Yuk, simak ulasannya di bawah ini !

Metode Untuk Cara Menghitung Buffer Stock

Ada beberapa metode yang bisa di lakukan dalam perhitungannya, mulai dari :

1. Buffer STOCK Tetap – pada metode ini, perusahaan hanya mengambil bantuan dari perencana produksi dan tidak memiliki rumus apapun.

2. Berdasarkan Waktu -perhitungannya sesuai permintaan aktual dan yang sudah di perkirakan memakai teknik statistik.

3. Berbasiskan Rumus – biasanya, rumus ini di dasarkan oleh persediaan pengaman rata-rata yang akan di butuhkan perusahaan, apabila persediaan habis. Walau begitu, formulanya tak mempertimbangkan fluktuasi musim permintaan. Adapun rumusnya : ( Penggunaan Harian Maksimal x Lead Time Maksimal ) – ( Rata-Rata Waktu yang Dibutuhkan Hingga Barang Sampai ) = Hasil

4. Berbasiskan Rumus Heizer & Render – metodenya di gunakan apabila tak memiliki ketidakpastian tinggi pada pihak pemasok. Ini telah memberikan ide yang baik, dengan memakai standar deviasi dari distribusi lead time. Rumusnya : Z x dLT

5. Menggunakan Rumus Greasley – sudah memperhitungkan waktu tunggu & fluktuasi permintaan. Cara tersebut, sudah memberikan gambaran jauh lebih baik akan tingkat persediaan pengaman. Tapi, formulanya tak memperhitungkan stok yang sudah dalam proses produksi. R = LT * Davg * Z

Keuntungan dan Kekurangan

Sering dengan penggunaan dari buffer stock dalam dunia bisnis. Istilahnya sering kali terdapat dalam kontes jual beli pemerintahan demi kemaslahatan sosial. Umumnya, pemerintah membeli stok komoditas tambahan dari pasar di saat memiliki kelebihan pasokan. Setelahnya, baru menjual pada defisit patokannya. Melalui cara tersebut, pemerintah sentiasa mempertahankan buffer stock komoditasnya. Praktis seperti ini, telah membantu mencegah harga yang terjadi terlalu rendah ketika sedang kelebihan pasokan & naik pada saat pasokan kurang. Berikut ini ada beberapa keuntungan dan kekurangan yang bisa di lihat :

1. Keuntungan

  • Membantu dalam mengatur pasokan terkait bahan makanan penting. Pada giliran tersebut, sudah menurunkan ataupun menghilangkan terjadinya kemungkinan atas kekurangan pangan.
  • Membantu untuk menstabilkan harga hingga mendorong jauh lebih banyak lagi investasi di bidang pertanian.
  • Terdapat manfaat jangka panjang yang nantinya, bisa mengarah pada pekerjaan jauh lebih tinggi. Bagi petani, hal tersebut telah melindungi pendapatan mereka & petani menjadi aman dari penurunan harga yang tiba-tiba menurun / naik.
  • Bagi pemerintah, gunanya tentu saja demi bisa memastikan kesejahteraan sosial semua orang. Pemerintah juga mampu memperoleh keuntungan dengan cara melakukan ekspor kelebihan dari pasokan makanan itu sendiri.
  • Membantu pada saat krisis alam untuk dapat melanjutkan pasokan barang-barang penting dan masih dalam harga yang wajar.

2. Kekurangan

  • Pemerintah bisa memakai pajak yang mana lebih tinggi untuk memulihkan adanya biaya pembelian atas kelebihan persediaannya.
  • Beberapa barang, memiliki sifat yang mudah rusak, tak dapat di simpan lama layaknya susu. Kemudian, menentukan harga jual juga beli bisa menjadi rumit. Karena, pemerintah tak akan selalu mendapatkan banyak data hingga informasi yang benar.
  • Apabila memiliki masalah terkait implementasi, biasanya mampu mengakibatkan korupsi.
  • Dan masalah terbesar lainnya ada di penyimpanan maupun pemeliharaan yang tepat. Bukan tanpa alasan, karena itu sudah termasuk sebagai bagian besar stok penyangga yang akhirnya sia-sia.