Themarketmogul.com – Hanging Man Candle menjadi salah satu pola candlestick yang begitu populer di dalam mendeteksi kondisi pembalikan harga. Jika di lihat secara visual, maka polanya akan terlihat mudah untuk bisa di kenali. Polanya sendiri memiliki batang candle yang kecil dengan adanya sumbu atas pendek, namun ekornya panjang. Sepintas memang mirip seperti orang-orangan sawah, maka tidaklah heran jika namanya menjadi Hangin Man.
Apapun warna dari polanya, akan selalu di anggap sebagai pertanda reversal bearish. Saat warnanya hijau atau putih, maka saat itu juga harga aset di tutup lebih tinggi dari pembukaannya. Tapi apabila hitam atau merah, harga penutupnya akan jauh lebih rendah. Namun, tipe dari candle ini sendiri adalah pola tunggal, sehingga trader memerlukan tambahan konteks.
Megapa Hanging Man Candle Bisa Terjadi ?
Pola ini akan terjadi di saat harga aset tengah mengalami uptrend. Tapi, pergerakan harga aset lambat laun akan melemah, semua telah di iringi oleh indikator oscillator yang menuju ke area jenuh. Implikasinya atas harga aset pun menjadi gagal menembus titik resistance-nya dan berakhir berbalik arah memasuki tren bearish. Nah, titik inilah yang akan di cerminkan langsung oleh Hanging Man Candle. Sumbu atas polanya sendiri memiliki ukuran pendek dan menjadi pertanda bahwa pelaku pasar masih memiliki upaya dalam mendorong harga aset.
Namun, upaya ini masih saja gagal terjadi. Sehingga, harga dari penutupan pun mendekati harga pembukaan. Kondisi seperti itulah, yang kemudian mejadi pondasi atas terhadap candlestick yang pipih. Alih-alih membentuk harga tertinggi baru, justru aktivitas trading membentuk harga terendah yang baru. Di mana kondisi tersebut telah menjadi cermin dari buntut Hanging Man Candle yang panjang. Biasanya, dalam hal ini trader akan menyadari bahwasannya tren bullish akan berubah menjadi bearish.
Bagaimana Cara Melakukan Tradingnya ?
Hanging Man bisa di bilang seagai pola ideal untuk menjadi dasar trading dalam jangka pendek atau short trade pada pasar bearish. Akan tetapi, polanya tak memiliki fitur dalam memastikan level entry beli terbaik. Sehingga, trader masih harus memadupadankannya dengan indikator layaknya Fibonacci Retracement. Namun tenang saja, kamu masih bisa memanfaatkan polanya untuk bisa memasang titik jual serta Stop Loss. Berikut ini ada penjelasannya :
1. ENTRY SELL – Polanya terjadi di saat tak di sertainya timeframe yang pasti. Namun, kamu masih bisa mengasumsikannya sebagai gerbang downtrend jangka pendek. Sebab itulah, kamu bisa memutuskan untuk tetap mehan aset sampai harga kembali uptrend meneruskan kembali relinya. Walau tak ada garansi kapan harga aset ini akan memasuki masa fase pemulihannya. Namun, ketika kamu memilih untuk bisa menjuat asetnya. Maka, level jual terbaik sudah berada pada level penutupan dari candle yang terkonfirmasi.
2. STOP LOSS – Sebagai area Stop Loss, tentunya kamu bisa memasang hal tersebut di sekitaran area ekor dari pola utamanya. Ini semua tentu saja bisa membuat kamu menahan kerugian dengan optimal, jika memang tren bearish suatu saat masih akan terjadi.
Seperti Apa Cara Mengenali Hanging Man Candle ?
Adapun beberapa syarat yang kemudian bisa kamu jadikan acuan cuan dalam mengenalinya. Berikut ini ada beberapa karakteristik utama di dalam mengenali polanya :
- Terjadi ketika uptrend tiba, itu terbilang wajar lantaran polanya menjadi penanda atas perubahan fase bullish ke bearish. Maka dari itu, kamu sebagai trader harus bisa memperhatikan batang candlesticknya.
- Ada pada level pembukaan dan penutupan, di mana warna merah selalu di anggap lebih valid dalam memberikan sinyal daripada warna hijau. Itu semua tentu saja berkat level penutupan jauh lebih rendah daripada level pembukaan.
- Panjang sumbu ekor, semuanya bisa terjadi karena daya tawar berhasil mengalahkan daya beli.
- Bisa terlihat dari volum permintaan vs volume penawaran. Jadi, semakin besar volume penawaran, maka tingkat kesuksesan dari reversal bearish akan semakin tinggi.
- Gap harga dan garis MA, masuk ke dalam analisis teknikal tak lengkap tanpa adanya infikator lain di dalam menginformasi sinyal.