Themarketmogul.com – Resiko berinvestasi di pasar modal dalam dunia saham terbilang beragam, terlebih lagi dalam dunia saham. Memang, sejatinya investasi saham telah masuk sebagai salah satu cara dalam mendapatkan pemasukan. Tak hanya itu, bisa juga mengembangkan adanya nilai kekayaan dalam jangka panjang. Akan tetapi, itu semua juga sama layaknya instrumen investasi lainnya. Di mana, sama-sama memiliki resko tersendiri bagi siapapun yang menjalankannya.
Jenis-Jenis Resiko Berinvestasi di Pasar Modal
Pasar modal sejatinya menjadi sebuah kegiatan yang memiliki kaitan erat akan penawaran umum, maupun perdagangan efek, lembaga, juga profesi. Semuanya memiliki kaitan akan efek maupun perusahaan publik yang mana saling berhubungan untuk di terbitkan. Adapun beberapa resiko yang dapat di terima, mulai dari :
1. Likuiditas
Menjadi sebuah resiko yang mana telah terjadi ketika saham sudah sulit di jual maupun di beli tanpa mempengaruhi harga pasar. Hal ini bisa terjadi karena memang kurang adanya minat dari pihak investor maupun keterbatasan likuiditas terhadap beberapa saham. Dampaknya sendiri adalah menurunnya harga jual terhadap saham atau investasi tersebut. Apabila jumlah daripada pembeli terbatas, maka hal ini telah memungkinkan bagi investor menjual sahamnya dengan nilai rendah dari apa yang di harapkan.
2. Forced Delisting
Secara singkat, resiko ini telah terjadi di saat situasi dari perusahaan sudah di paksa untuk bisa menghapus sahamnya dari bursa. Adapun beberapa penyebab atas resiko investasi saham forced delisting layaknya kinerja keuangan yang buruk. Lalu, masalah laporan keuangan tidak akurat, hingga melanggar adanya aturan yang sudah di tetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.
3. Resiko Berinvestasi di Pasar Modal Berbentuk Capital Loss
Jenis yang satu ini, sudah masuk dalam kerugian yang mana bisa terjadi akibat nilai saham menurun dari harga beli. Nah, nantinya akan berhubungan langsung dengan fluktuasi saham yang mana di pengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya : kondisi pasar, kinerja perusahaan, sampai dengan berita ekonomi. Sudah pasti, kejadian tersebut akan memiliki dampak pada kerugian finansial, nilai portofolio, sampai psikologis investor. Yang nantinya akan mengambil keputusan investasi di masa mendatang
4. Terjadinya Systematic Risk
Sudah merujuk langsung pada masalah fluktuasi harga saham, yang memang di sebabkan oleh adanya perubahan kondisi pasar secara menyeluruh. Resikonya bisa langsung mempengaruhi seluruh pasar saham, sebab adanya faktor eksternal dan itu tidak bisa di hindari. Terkait kondisinya, sudah di dasari atas kondisi ekonomi yang fluktuatif, perubahan suku bunga, sentimen investor, hingga adanya peristiwa politik. Untuk mengatasinya, maka kamu dapat mendiversifikasikan portofolio maupun melakukan investasi dalam jangka panjang.
5. Kebalikan atau Unsystematic Risk
Resiko kali ini, investasi dari saham tersebut memiliki spesifikasi bagi sebuah perusahaan dan hal ini tidaklah memiliki kaitan dengan perubahan. Yang mana telah terjadi di pasar saham walau secara full. Resikonya sendiri, mampu menyebabkan kebangkrutan hingga likuiditas perusahaan. Walau begitu, jenis dari resikonya sendiri mampu kamu kelola melalui tahapan yang sama dengan sebelumnya. Hanya saja, dengan di barengi oleh pengadaan analisis yang cermat.
6. Resiko Berinvestasi di Pasar Modal dalam Inflasi dan Kebangkrutan
Sudah pasti resiko terjadinya inflasi akan ada di setiap investasi. Masuknya sebagai fenomena dari harga barang dan juga jasa secara umum, yang memang bisa meningkat dalam waktu tertentu. Dampak yang bisa di terima ialah penurunan nilai riil, pendapatan dividen dan berpengaruh terhadap kinerja pasar saham.
Terakhir, resiko terbesar yang bisa di terima ialah kebangkrutan. Potensi tersebut dapat terjadi di saat perusahaan memang tidak dapat membayarkan hutang atau memenuhi kewajiban mengenai keuangan. Tentunya itu semua berdampak negatif pada nilai saham dan akan menyebabkan kehilangan sebagian atau secara menyeluruh terkait investasinya.