Themarketmogul.com – Analisis teknikal saham sudah menjadi salah satu cara dalam memprediksi adanya pergerakan dengan membaca grafik utama saham. Nantinya, penggunaan analisis ini berdasarkan perangkat statistik layaknya grafik maupun rumus matematis. Tujuan mempelajari hal ini adalah demi sang investor atau trader bisa menilai kondisi pasar saat ini. Tentu saja berdasarkan history harga di masa lampau, sekaligus memberikan gambaran akan pergerakan pasar di masa mendatang.
Contoh dari Analisis Teknikal Saham
Sekiranya ada beberapa indikator terkait analisis teknikal yang termasuk populer dan sudah sering di gunakan oleh para investor. Kira-kira, apa saja sih indikatornya ? Yuk, cek beberapa di antaranya dalam bacaan berikut :
1. SR atau Support Resistance
Dalam dunia investasi, SR ini di pergunakan demi bisa merujuk pada tingkat dari harga tertentu. Support sendiri bisa memberikan tingkat harga tertentu, yang mana di yakini sebagai titik terendah pada suatu periode waktu. Keberadaannya sudah pasti memiliki fungsi di dalam menjaga agar harga tak jatuh melebihi harga terendahnya.
Sedangkan bagi resistance, sudah menjadi kebalikan dari support. Nah, istilah ini biasanya di gunakan untuk bisa menyebut tingkat atau area tertingi pada sebuah periode waktu. Tentu saja hal tersebut akan membuat akasi jual menjadi lumayan besar. Sehingga, pada akhirnya mampu menghambat harga demi bergerak naik. Dalam trading saham, Support Resistance di kenal sebagai alat bantu analisis d dalam melakukan kegiatan jual / beli saham. Di grafik saham, support memiliki tampilan garis lurus horizontal dan fungsinya sebagai batas bawah dari harga saham. Sedangkan resistance, menjadi garis horizontal yang memiliki fungsi di garis atas. Contohnya ada pada gambar di atas ini.
2. MA atau Moving Average
Ini merupakan hasil daripada garis yang bisa di peroleh berdasarkan perhitungan harga saham sebelum hari berlalu. Tekniknya tentu saja berguna dalam menghitung pergerakan dari harga rata-rata suatu saham dalam rentang waktu tertentu. Dalam arti lain, masuknya sebagai cara yang baik untuk mengukur momentum hingga mengkonfirmasi adanya tren. Sehingga, mampu menentukan support juga resistance yang ada.
Moving Average sendiri memiliki beberapa jenis yang bisa di gunakan sebagai sebuah indikator analisis teknikal. Mulai dari :
- SMA ( Simple Moving Average )
- WMA ( Weighted Moving Average )
- EMA ( Exponential Moving Average )
Pada dasarnya, penggunaan dari Moving Average sendiri dari jenis di atas ini sama saja. Hanya yang membedakan ada pada pola penghitung rata-ratanya. Yang nanti bisa memberatkan suatu nilai dari periode tertentu dan di anggap lebih berbobot.
3. Stochastic Sebagai Analisis Teknikal Saham
George Lane, merupakan Stochastic pertama kali yang ia buat demi mengamati keterkaitan antara harga penutupan terakhir. Dengan membandingkan harga tertinggi maupun terendah dalam kurun waktu tertentu. Sekilas sih, indikatornya serupa akan indikator momentum maupun indikator RSI. Terutama sekali di dalam memberikan sinyal divergensi, oversold, maupun overbought. Hanya saja, Stochastic sendiri bisa menunjukkan mekanismenya demi mengaitkan tren jangka panjang maupun jangka pendek.
Caranya dengan melalui perbandingan antara harga penutupan terakhir pada total rentang pergerakan harga, Itu terhitung dari kurun waktu tertentu. Jika stochastic tinggi, berarti telah menandakan adanya harga penutupan dekat akan harga terendah pada rentang perdagangan di kurun waktu tersebut. Konsep dasar dalam membacanya adalah dengan melihatnya langsung atas pergerakan harga pasarnya. Di saat harga pasar meningkat, maka harga penutupan yang di hasilkan sudah cenderung berada di sekitar harga tertinggi dari rentang perdagangan. Tapi sebaliknya, saat pergerakan harga di pasar sedang menurun. Maka, harganya otomatis akan cenderung berada pada sekitaran harga terendah.
Kurang lebih, itulah yang bisa mimin berikan kali ini terkait dengan analisis teknikal saham. Semoga, kamu sebagai investor atau trader bisa memahaminya dengan sebaik mungkin.