Themarketmogul.com – Kekurangan Obligasi. Obligasi merupakan surat utang jangka menengah hingga panjang yang dapat di perjualbelikan. Kemudian, investasi tersebut menggunakan surat berharga yang di terbitkan oleh pemerintah dan korporasi. Hal ini yang membuat kebanyakan orang tertarik dalam melakukan investasi tersebut. Meskipun termasuk investasi yang terpercaya, namun ada beberapa kekurangan dan risiko kegagalan yang harus di terima oleh investor. Agar meminimalkan peluang terjadinya masalah tersebut, investor harus memperhatikan jenis investasi dan profit yang kecil. Lalu, apa saja kekurangan yang di dapatkan dalam menjalankan investasi tersebut? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Kekurangan Obligasi yang Merugikan Investor
Surat utang atau lebih di kenal dengan obligasi menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak di minati oleh masyarakat Indonesia, selain saham dan reksa dana. Padahal, investasi tersebut memiliki kekurangan yang bisa membuat kegagalan dan merugikan para investor. Berikut ini adalah kekurangan yang di dapatkan dalam menjalankan investasi tersebut, antara lain:
1. Gagal Bayar dari Penerbit
Salah satu risiko dalam menjalankan investasi obligasi adalah gagal bayar dari penerbit. Masalah tersebut bisa terjadi apabila perusahaan penerbit surat utang tidak mampu membayar dan melunasi bunga ke pemilik obligasi. Pada dasarnya, obligasi adalah alternatif lain dalam mencairkan dana selain pinjaman bank. Dana ini di gunakan oleh pihak penerbit untuk mengembangkan atau membangun bisnis. Kemudian, pengembangan usaha bisa berhenti dan gagal yang membuat tidak bisa membayar. Akibatnya, investasi tersebut tidak menguntungkan dan menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi kedua pihak.
2. Tidak Bisa Menjadi Dana Darurat
Obligasi dan saham tentunya memiliki banyak perbedaan. Kemudian, dana obligasi tidak bisa di jadikan sebagai tabungan atau simpanan darurat. Hal ini karena tidak bisa di cairkan setiap waktu atau dalam keadaan darurat. Bahkan, perusahaan hanya bisa menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi dalam kontrak perjanjian atau persyaratan penarikan obligasi.
3. Tingkat Bunga Tergantung Dengan Nilai Pasar
Keuntungan obligasi di berikan dalam bentuk bunga atau kupon. Namun, besaran bunga tergantung dengan nilai pasar keuangan. Apabila harga obligasi naik, maka tingkat bunga akan menurun. Jika harga obligasi turun, maka tingkat bunga akan naik. Kemudian, suku bunga tersebut bisa mempengaruhi nilai obligasi secara langsung. Berbeda dengan saham, risiko tingkat bunga obligasi di nilai cukup tinggi. Pasalnya, tingkat bunga yang lebih tinggi bisa membuat risiko kerugian menjadi semakin besar apabila mengalami kegagalan. Selain itu, harga obligasi dengan tingkat bunga pasar keuangan memiliki hubungan yang negatif.
4. Penerbit Dapat Membatalkan Kesepakatan
Perusahaan penerbit bisa mengalami kegagalan dalam membayar di waktu yang tidak dapat di prediksi. Hal ini membuat pihak penerbit bisa membatalkan kesepakatan sebelum waktu masa jatuh tempo. Apabila ada kesepakatan di awal, maka investor dapat menuntut denda dengan keterlambatan pembayaran bunga kepada pihak penerbit.
5. Kurang Likuid
Selanjutnya, menanamkan modal menggunakan investasi tersebut bisa mendapatkan kekurangan dari pencairan dana yang tidak bisa di lakukan setiap saat. Hal ini tentunya membuat investasi tersebut termasuk kurang likuid dan berbeda dengan saham yang bisa menjual saham atau mencairkan uang dalam keadaan darurat.
Demikian penjelasan menarik tentang gak melulu untung, ini kekurangan investasi obligasi dalam artikel di atas. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan, wawasan dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.