Themarketmogul.com – Contoh pasar uang dan pasar modal tidaklah sulit untuk di temukan. Perbedaan di antara keduanya, hanya terletak dalam hitungan jangka waktu, jenis produk, risiko, sampai faktor otoritas. Sebelum mempelajari mengenai perbedaan di antara keduanya, kamu lebih baik memahami seperti apa pengertiannya terlebih dahulu.
Pasar modal jika di artikan secara umum, maka bisa menjadi sistem keuangan yang tertata serta terorganisir. Sedangkan untuk pasar uang, sudah menjadi alternatif bagi lembaga keuangan maupun perusahaan non keuangan. Itu semua terjadi di dalam memenuhi kebutuhan sama jangka pendek, atau bahkan melakukan penempatan terkait kelebihan likuiditasnya.
Contoh Pasar Uang dan Pasar Modal
Setelah mengetahui seperti apa pengertian dari pasar uang maupun pasar modal. Maka, Mimin akan berikan contohnya terlebih dahulu. Setelah itu, kamu akan menemukan perbedaan di antara keduanya.
1. Contoh Pada Pasar Uang
Pertama yang akan Mimin berikan adalah pasar uang. Di mana, pelaku dalam hal ini sudah merujuk kepada lembaga keuangan. Misalnya saja : bank, yayasan, dana pensiun, perusahaan asuransi, lembaga pemerintah, sampai dengan individu masyarakat. Yang mana nantinya akan menyasar ke Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, sertifikat deposito, Interbank call money, commercial paper and treasury bills.
2. Contoh Untuk Pasar Modal
Secara ringkas, kamu bisa mengartikannya sebagai sebuah sarana bagi perusahaan dan institusi lain untuk saling bertemu. Biasanya, pertemuan ini akan di dasari oleh kebutuhan dari pendanaan masyarakat yang memang ingin melakukan investasi. Contoh daripada pasar modal tersebut adalah jual beli surat berharga : saham, investasi Reksadana, surat utang / obligasi, sampai exchange traded fund.
Jangka Waktu Menjadi Perbedaan
Untuk pasar uang, biasanya akan di pakai dalam keperluan dana jangka pendek saja. Baik itu dari pencari modal, hingga para investor, lembaga keuangan, dan perusahaan non keuangan.
Para pencari modal atau investor, nantinya dapat memakai pasar uang di dalam memenuhi kebutuhan dana, modal, sampai ke ekspansi bisnis. Dalam artian, mereka bisa menempatkan dana dengan adanya harapan menerima imbalan bunga dengan waktu cepat. Sedangkan dari pasar modal, sudah di manfaatkan oleh para investor dan pencari modal untuk memutar sana dalam jangka waktu panjang.
Terkait Produk yang Diperjual Belikan
Perbedaan selanjutnya yang sangat kental adalah masalah produk yang nantinya akan di perjual belikan. Contohnya seperti apa yang sudah Mimin berikan di atas. untuk pasar uang, mereka akan memperdagangkan SBI ( Sertifikat Bank Indonesia), SPBU ( Surat Berharga Pasar Uang ) sampai dengan Surat Deposito. Lalu, pasar modal lebih mengacu pada penjualan saham, obligasi, sampai Reksadana.
Perbedaan Contoh Pasar Uang dan Pasar Modal dalam Otoritas
Tak ketinggalan, otoritas sudah menjadi pihak berwenang dalam mengatur, mengizinkan, mengembangkan, sampai mengawasi adanya aktivitas perekonomian. Dalam hal ini tentu saja otoritas tertinggi dari pasar uang ada pada Bank Indonesia. Sedangkan untuk otoritas tertinggi dari pasar modal ada pasar OJK ( Otoritas Jasa Keuangan ). Yang mana, OJK ini akan bertugas di dam melakukan koordinasi dengan Bursa Efek Indonesia. Mereka akan langsung bertanggung jawab mengenai keseluruhan aktivitas transaksi, sampai regulasi yang terjadi di dalam pasar modal.
Selain itu, keduanya juga memiliki perbedaan terhadap risiko yang akan di terima. Singkatnya, untuk pasar uang sudah pasti akan mengalami fluktuasi pada nilai surat berharga. Sehingga, nantinya bisa mengakibatkan gagal bayar, inflasi, capital loss, sampai nilai mata uang yang berubah. Sedangkan untuk pasar modal, akan lebih mengarah pada harga saham anjlok. Itu semua terjadi akibat kinerja perusahaan dari pemilik saham, likuiditas, kondisi politik, ekonomi negara, terlalu sentimen ke ranah pribadi investor.