Themarketmogul.com – Menghitung biaya bahan baku bisa kamu lakukan dalam beberapa tahapan. Pada dasarnya, ini merupakan salah satu jenis biaya yang memang di alokasikan bagi perusahaan di dalam pengadaan bahan baku yang diperlukan. Demi bisa memahami lebih lanjut terkait konsep daripada biaya yang nanti di keluarkan. Maka, di sini akan mimin coba bantu jelaskan dalam bentuk tulisan berikut. Tidak hanya ada cara menghitungnya saja, melainkan beberapa hal penting juga bisa kamu temukan nantinya.
Ilustrasi Seperti Apa Menghitung Biaya Bahan Baku
Seharusnya sebelum masuk dalam tahapan ini, kamu harus tahu lebih dahulu apa itu bahan baku. Tapi tidak papa, karena sekarang mimin akan coba berikan gambaran atau ilustrasinya, setelah itu pemahaman detail lainnya. Kurang lebih beberapa rincian yang bisa di lihat dari perusahaan ini :
- Persediaan juga bahan baku barang Rp. 20 jt
- Biaya bahan baku setengah jadi Rp. 40 jt
- Biaya dari barang jadi & siap jual Rp. 65 jt
- Pembelian demi pengadaan bahan baku Rp. 45 jt
- Pengiriman membutuhkan Rp. 7,5 jt
- Pemeliharaan mesin pabrik senilai Rp. 10 jt
- Biaya bagi gaji tenaga kerja langsung Rp. 20 jt
- Sisa penggunaan bahan baku sebesar Rp. 20 jt
- Sisa dari bahan produk setengah jadi Rp. 7,5 jt
- Besaran daripada kayu lapis Rp. 20 jt
Tahapan dalam Penghitungannya
Setelah melihat beberapa rinciannya, maka kamu mulai bisa menghitung sesuai akan tahapannya. Yakni :
1. Pertama = kamu bisa menghitung dari bahan baku yang di pakai. Saldo Awal dari Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan. RP. 20 Jt + ( RP. 45 Jt + RP. 7,5 Jt ) – RP. 20 Jt = rp. 52.5 Jt.
2. Kedua = mulai dari biaya produksinya. Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Besaran Biaya Overhead Perusahaan. RP. 52.5 Jt + RP. 20 Jt + RP 10 Jt = RP. 82.5 Jt.
3. Ketiga = terhitung dari harga produksi dengan Total Biaya produksi + Saldo Awal persediaan – Saldo Akhir. RP. 82.5 Jt + RP. 40 Jt – RP. 7,5 Jt = RP. 115 Jt.
4. Keempat atau akhir daripada tahapan penghitungan atas harga pokok penjualan. Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal -Persediaan Akhir Barang. RP. 90 Jt + RP. 65 Jt – RP. 7,5 Jt = RP. 147,5 Jt.
Itulah kurang lebih ilustrasi terkait dari penghitungan biaya bahan baku, yang mana di miliki oleh perusahaan kayu lapis. Hal terpenting dari proses produksi ini memanglah di bagian penghitungan biaya bahan baku. Yang nantinya akan menjadi pertimbangan besar di dalam penentuan harga produk pada pasar. Sehingga, perusahaan tetap bisa mendapatkan keuntungan dari setiap produk yang terjual. Sudah cukup jelas, bahwa perhitungan ini harus bisa cermat sehingga proses daripada pengadaan bahan baku bisa berjalan lancar.
Mengenal 2 Jenis Menghitung Biaya Bahan Baku
Secara umum, biaya ini sudah terbagi langsung atas 2 jenis besarnya. Pertama : biaya bahan baku bersifat langsung dan ada juga yang bersifat tak langsung. Untuk memahaminya, kurang lebih berikut penjelasannya :
- Bersifat Langsung – biaya yang muncul nantinya di pergunakan dalam membeli bahan baku utama di dalam menyusun produk hasil akhir. Besaran atas biayanya, biasa ideal dengan kaitan kualitas produk akhir. Jadi, tidaklah heran apabila biaya terkait jenis pertama akan cenderung besar.
- Bersifat Tidak Langsung – akan meliputi terkait biaya yang di keluarkan demi bahan lain dari pendukung produksi. Bahannya sendiri tidaklah nyata pada produk akhir, tapi tetap bisa mempengaruhi kualitas dari seluruh elemen produk akhir.
Keseluruhan atas dua jenis biaya bahan baku ini, lantas harus di hitung dengan cermat dan teiti. Sehingga, seluruh biaya yang di keluarkan sudah sama besarnya atau terbilang tepat sasaran. Biaya tersebut telah di pengaruhi oleh faktor dari kualitas bahan baku, potongan harga, nilai tukar mata uang, dan lain sebagainya.