Themarketmogul.com – Zero based budgeting apakah kamu sudah pernah mendengar nya ? Dalam dunia bisnis, hal ini memang sangat penting. Terutama bagi mereka yang memang ingin sekali menurunkan sebuah pengeluaran maupun meningkatkan keuntungannya. Dengan melakukannya, tentu saja bisa meningkatkan akurasi cukup tinggi. Apa akibatnya ? Tentunya kamu bisa mendapatkan pemahaman jauh lebih baik akan operasi keuangan. Hingga bisa mengevaluasi tiap departemen di dalam hal arus kas.
Mengenal Zero Based Budgeting
ZBB sudah sejak tahun 1960 silam di pergunakan oleh mantan manajer akun di Texas bernama Peter Phyrr. Walau metodenya di kenal begitu melelahkan juga rumit, kenyataannya menyimpan segudang manfaat yang di tawarkan dan tak bisa di abaikan. Prosesnya sendiri telah melibatkan adanya penilaian ulang terkait keseluruhan item baris dalam laporan arus kas. Itu juga sudah diikuti oleh pembenaran biaya, yang mana akan di keluarkan oleh pihak perusahaan.
Dalam artian lain, Zero Based Budgeting masuk ke dalam metode penganggaran. Yang memang biaya akan langsung di hitung berdasarkan biaya aktual di periode terbaru. Prosesnya sendiri tidak akan terjadi secara diferensial, yakni biaya yang di keluarkan sudah berubah berdasarkan perubahan kegiatan operasional. Secara sederhana, metodeya membenarkan tiap aktivitas bersama akan biayanya dan menjelaskan terhadap pendapatan yang di hasilkan bagi perusahaan.
Peran penting dari ZBB ini ialah demi bisa menyelaraskan adanya tujuan terkait strategi terpenting bagi perusahaan, tentunya untuk seluruh proses anggaran. Itu semua di lakukan dengan langsung mengelompokkan adanya biaya dan setelahnya bisa menghitung terhadap kinerja sebelumnya maupun saat ini. Prosesnya juga mampu memakan waktu tahunan, yang nantinya akan di tinjau secara beruntun oleh para manajer perusahaan. Intinya, Zero Based Budgeting akan memberikan hsil yang bagus bagi area di perusahaan. Secara menyeluruh, bisa menggambarkan pendapatan langsung sebab adanya kontribusi mereka bisa di benarkan secara nyata.
Contoh Kasus dalam ZBB
Dalam memahami konsep dari Zero Based Budgeting, kamu bisa coba mempertimbangkan adanya contoh toko buku yang menjual keseluruhannya di gerai konvensionalnya. Akan tetapi, karena adanya pertimbangan juga mengikuti tren, kini sudah pada memutuskan coba berusaha dalam bisnis online. Memang saat ini, semuanya sudah berjalan memakai toko e-Commerce dan mempertimbangkan adanya model anggaran tak bersisa. Kenapa ? sebab semua prosesnya terbilang lengkap.
Penganggaran tak bersisa akan tepat untuk bisnis seperti itu yang sekarang memasuki fase yang sama sekali baru dalam hal fungsionalitas dan proses ritel secara keseluruhan. Dengan cara ini, ia dapat menghindari pengeluaran dan anggaran yang dibuatnya saat dioperasikan dari outlet fisik. Untuk peralihan operasi ini, beberapa area/pengeluaran yang harus diperhatikan oleh perusahaan buku antara lain biaya Staf, biaya iklan, dan pemasaran, biaya Sewa.
2 Penghitungan Zero Based Budgeting
Ada 2 hal yang bisa kamu lakukan dalam penghitungannya. Mulai dari penghematan hingga tantangan wajib di ketahui. Seperti :
- Penghematan – kita coba buat adanya pembayaran sewa misal Rp. 2 juta pada 7 gerai di seluruh kota. Kemudian, perusahaan bisa dengan mudah dalam menghemat jumlahnya. Nah, jumlah terhemat mulai dari 7 outlet dengan sewa Rp. 2 juta dan masing-masingnya Rp. 14.000.000 rupiah.
- Tantangan – sebagai seorang pemula, bagian ini telah termasuk dalam kompetisi. Perusahaan buku sekarang sedang membutuhkan adnaya strategi penggunaan iklan efektif. Di mana pengiklanan tersebut, sudah memanfaatkan adanya penggunaan nilai pasar. Perhitungannya : biaya iklan sebelumnya Rp. 15 juta, iklan baru Rp. 40 juta. Nah, angka-angka yang baru saja kamu dapatkan, bisa di bilang sepenuhnya indipenden atas pengeluaran di tahun sebelumnya.
Jadi, kamu akan mengamati metode ZBB ini di mulai selalu dari nol. Juga memperhitungkan terkait tiap elemen demi anggaran tanpa mempertimbangkan angka tahun sebelumnya.