Themarketmogul.com – Akumulasi saham adalah salah satu jenis siklus yang harus di ketahui oleh para investor. Kenapa ? Karena, siklus ini telah masuk sebagai kunci utama di dalam memasuki pasar dengan timing tepat. Pada kesempatan kali ini, kamu akan mempelajari mengenai akumulasi dengan beberapa fase siklus saham lainnya. Di mana, pengetahuan tersebut tentu saja bisa membantumu dalam membuat keputusan investasi jauh lebih cerdas. Jadi, usahakan simak semuanya sampai tuntas dan pastikan tidak ada yang terlewat!
Mengenal Siklus Akumulasi Saham Adalah
Siklus saham sudah menjadi pola atas pergerakan harga saham yang memang terjadinya pada periode tertentu dan terus terulang dari waktu ke waktu. Siklusnya sendiri telah di pengaruhi oleh beberapa faktor, apa saja ? Yakni : ekonomi, politik, hingga psikologi pasar. Dengan kamu memahami apa itu siklus saham, tentunya kedepan akan terasa mudah dalam menentukan strategi pembelian. Maupun pada penjualan saham dari investor itu sendiri.
Terkait siklus ini, sudah terdiri atas 4 fase utama dan salah satunya adalah Akumulasi. Nah, dari setiap saham, sudah pasti memiliki karakteristik berbeda-beda dan mampu menawarkan banyak peluang serta resiko yang berbeda juga. Dengan kamu memahami setiap fasenya, tentu saja kamu jadi jauh lebih siap di dalam menghadapi namanya fluktuasi pasar hingga mengoptimalisasikannya dengan baik.
Siklus Akumulasi Saham
Fase ini sudah termasuk ke dalam titik awal dari siklus saham. Itu semua ada pada harga saham yang memang cenderung bergerak datar atau sideways. Ini telah terjadi ketika investor institusional mulai mengumpulkan saham secara bertahap. Tujuannya tentu saja untuk dapat menghindari yang namanya kenaikan harga amat tajam. 3 Hal yang terjadi :
- Investor institusional akan membeli saham secara bertahap
- Harga saham akan bergerak dalam kisaran waktu tertentu
- Volume dari perdagangan kemungkinannya rendah. Akibat kurang perhatian daripada investor ritel itu sendiri
Fase dari akumulasi saham ini, bisa terjadi dalam waktu yang terbilang lama. Kadang kala bisa bertahun-tahun dan seringkali di abaikan juga oleh pihak investor ritel. Itu terjadi akibat adanya pergerakan atas harga yang kurang menarik. Tapi, bagi investor dengan jangka panjang. Itu sudah termasuk pada kesempatan demi memposisikan diri dalam saham yang potensial sebelum masuk ke fase setelahnya.
Siklus Mark Up Saham
Selanjutnya, kita masuk dalam siklus Mark Up. Itu semua berawal di saat harga saham telah menembus level resistensi dan sudah mulai naik. Fasenya terjadi saat investor yang tak membeli di fase sebelumnya, mulai tertarik dan ikut membeli saham tersebut. Adapun 3 hal yang bisa terjadi :
- Harga dari saham akan menembus resistensi dan mulai naik
- lume dari perdagangan mulai meningkat, itu semua akibat minat beli terbilang tinggi
- Pergerakan atas harga saham sudah di mulai dari netral sampai ke tren naik
Pada fase kali ini, investor masih bisa memakai analisis teknikal untuk mengidentifikasikan tren hingga level support serta resistensi. Siklus Mark Up sendiri, sangat sering dalam menarik perhatian banyak investor. Dan bisa juga untuk memperkuat adanya tren naik sampai sudah mencapai puncaknya.
Akumulasi Saham Adalah Bagian dari 2 Siklus Ini
Selain kedua jenis siklus di atas ini, masih ada 2 fase atau siklus saham lainnya yang bisa kamu ketahui. Apa itu ? Yakni siklus Distribusi dan Mark Down.
1. Distribusi – terjadi ketika harga saham mencapai puncak dan investor mulai menjual saham mereka. Ini termasuk dalam rotasi pembeli awal dan pembeli yang datang belakangan mulai keluar pasar. Nantinya, volume perdagangan akan meningkat tanpa kenaikan harga. Pembelian baru tak cukup dalam mendorong harga lebih tinggi. Dan tentu saja polanya bisa di kenali lewat chart pattern layaknya head and shoulders.
2. Mark Down – termasuk dalam siklus terakhir dari saham, di mana harga saham akan turun secara signifikan. Pada fase inilah, banyak investor ingin menghindarinya, lantaran kerugian besar bisa terjadi kepada mereka. Jika kenyataannya, mereka membeli di fase distribusi. Adapun hal yang bisa mereka terima, yaitu : pembeli yang terjebak pada fase distribusi mulai menjual. Tak banyak pembeli baru untuk bisa menyerap penjualan dan harga saham bisa turun dengan cepat. Dari sinilah, volume perdagangan menjadi tinggi.