Themarketmogul.com – Apa Itu Residual Income. Residual income adalah keuntungan yang di dapatkan dari investasi yang di terapkan ke dalam kegiatan finansial bisnis. Kemudian, keuntungan tersebut bisa di peroleh setelah individu melakukan pembayaran liabilitas dan kewajibannya. Dengan begitu, perusahaan akan lebih mudah dalam melacak penghasilannya, membantu pelaku usaha dalam menentukan tujuan keuangan yang ingin di capai dan menyusun anggaran keuangan dengan baik. Lalu, apa saja jenis-jenis residual income? dan bagaimana cara membuatnya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Jenis-Jenis Residual Income
Berikut ini adalah jenis-jenis residual income yang dapat di ketahui, antara lain:
1. Investasi Real Estate
Investasi real estate bisa di artikan sebagai pembelian properti sewaan. Kemudian, melakukan investasi properti sewaan tergolong ke dalam pendapatan residual. Ini karena pelaku usaha melakukan seluruh pekerjaan di awal. Dengan menyewakan properti, perusahaan akan memperoleh keuntungan setiap bulan dari pembayaran sewa.
Sederhananya, perusahaan akan memperoleh pendapatan residual dari uang sewa properti. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun karena pembelian properti sudah selesai di awal. Dengan demikian, dapat di artikan bahwa perusahaan telah melakukan investasi di awal dan memperoleh pendapatan dari sewa properti.
2. Saham
Pasar saham memberikan peluang yang banyak untuk mendapatkan keuntungan besar. Ini terjadi apabila perusahaan bisa melaporkan ekuitas dalam neraca keuangan. Semakin banyak jumlah uang yang di investasikan, maka sisa pendapatan yang di kumpulkan menjadi meningkat.
Reksa dana indeks adalah cara melakukan investasi pada berbagai saham yang di kumpulkan dalam satu dana. Dengan melakukan investasi di pasar saham, baik menjual dan membeli saham, maka sudah bisa di golongkan ke dalam pendapatan residual. Nantinya pelaku usaha akan memperoleh pendapatan dengan rutin setiap melakukan investasi di awal.
3. Obligasi
Dengan adanya obligasi tentunya akan membantu perusahaan untuk mempunyai saham kepemilikan dalam pinjaman yang di ambil oleh perusahaan lain. Selain itu, juga membantu memperjelas status kepemilikan saham pinjaman dari perusahaan pemilik dengan perusahaan yang meminjam. Kemudian, perusahaan pemilik akan menerima pembayaran dengan suku bunga tetap sekitar dua kali setahun. Setelah pinjaman jatuh tempo, perusahaan bisa melakukan investasi kembali pada obligasi yang lain untuk memperoleh arus kas yang konsisten.
4. Royalti
Royalti adalah sejumlah uang yang di berikan kepada pemilik produk. Selain itu, royalti yang di golongkan ke dalam pendapatan residual terdiri dari aset, kekayaan intelektual, sumber daya, dan lain sebagainya. Biasanya, pemilik produk akan menciptakan suatu karya untuk di publikasikan.
Nantinya karya tersebut akan di gunakan ulang oleh perusahaan lain dan pemilik produk akan memperoleh pendapatan dari pembayaran hak cipta. Jumlah yang akan di terima adalah pendapatan setelah melakukan seluruh transaksi yang di butuhkan di awal. Tujuan dari transaksi tersebut agar produk bisa di pamerkan kembali kepada khalayak umum.
Cara Menghitung
Untuk menghitung pendapatan residual dapat menggunakan rumus berikut ini:
Residual income = pendapatan operasional bersih – (pengembalian minimum yang di butuhkan x biaya aset operasional)
Contoh :
Sebuah perusahaan mempunyai aset operasional dengan nilai Rp100.000.000 dan jumlah laba bersih adalah Rp20.000.000 dan sebanyak 15% target minimal pengembalian. Kemudian, bagaimana cara menghitung residual income?
RI = Rp20.000.000 – (15% x Rp100.000.000) = Rp20.000.000 – Rp15.000.000 = Rp5.000.000
Demikian penjelasan menarik tentang apa itu residual income, jenis, dan cara membuatnya yang di sampaikan dalam artikel di atas. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan, wawasan dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.