Themarketmogul.com – Indikator Trading Paling Kuat. Indikator menjadi salah satu hal penting yang harus di ketahui oleh para trader sebelum melakukan kegiatan trading dengan maksimal. Pasalnya, indikator merupakan perhitungan harga saham yang di buat menggunakan data grafik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan trader dalam memprediksi harga beli atau jual saham. Lalu, apa saja indikator trading paling kuat yang harus di ketahui? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Daftar Indikator Trading
Berikut ini adalah beberapa daftar indikator trading yang dapat di ketahui, antara lain:
1. Moving Average (MA)
Pertama adalah Moving Average. Indikator ini di gunakan untuk menghitung pergerakan harga rata-rata dari saham dalam waktu tertentu. Kemudian, indikator tersebut banyak di pilih oleh trader karena tampilan dan fungsinya sederhana di bandingkan yang lainnya. Bahkan, indikator tersebut di katakan paling akurat dalam mengidentifikasi harga saham di pasaran. Hal ini membuat pengguna dapat mengetahui tren harga saham dengan mudah. Untuk menggunakan indikator tersebut, pengguna hanya perlu membandingkan posisi harga dengan grafik tersebut. Setelah itu, lakukan perbandingan antara rata-rata harga sebelumnya dengan kondisi saat ini.
2. Bollinger Bands (BB)
Kedua adalah Bollinger Bands. Indikator ini berfungsi sebagai alat profit taking, mengukur volatilitas atau batas relatif dari kenaikan dan penurunan harga saham dan menentukan arah trend dari pergerakan harga tersebut. Untuk membaca indikator tersebut, pengguna harus memahami 3 garis yang ada di dalamnya, mulai dari lower band, middle band, dan upper band. Dalam membaca indikator tersebut pada aplikasi trading saham dapat di lakukan dengan melihat garis atas dan garis bawah berdekatan satu sama lain. Kesimpulannya, apabila dalam periode tersebut terdapat volatilitas yang rendah, maka dapat menyebabkan harga saham menjadi turun.
3. Relative Strength Index (RSI)
Ketiga adalah Relative Strength Index. Indikator ini berfungsi untuk menunjukkan saham mengalami overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual). Kemudian, ada nilai yang berkisar antara 0-100 dan di gunakan untuk menghitung perbandingan antara kenaikan dan penurunan harga saham. Jika indikator ini memiliki nilai di atas 70, maka menunjukkan adanya overbought yang artinya terdapat potensi turun. Pengguna dapat memutuskan untuk menjual saham tersebut. Berbeda dengan nilai indikator di bawah 30, maka terdapat potensi naik yang membuat pengguna bisa membeli saham.
4. Stochastic Oscillator (SO)
Keempat adalah Stochastic Oscillator. Indikator ini di gunakan untuk melihat sinyal pembelian atau penjualan suatu saham. Kemudian, indikator tersebut terdiri dari dua garis dan area dengan level yang di gunakan untuk memprediksi harga saham. Selanjutnya, kedua garis ini di kenal dengan %K dan %D. Poin pentingnya, apabila %K memotong %D ke arah atas, maka sinyal beli yang dapat pengguna temukan. Sementara itu, jika memotong ke bagian bawah, artinya menggunakan sinyal penjualan dari saham tersebut. Dengan keberadaan grafik pada indikator tersebut, pengguna dapat mengetahui secara jelas waktu yang tepat untuk melakukan transaksi trading saham tersebut. Untuk itu, pengguna dapat mencermati dengan lebih teliti potongan garis tersebut agar keputusan yang di ambil bisa lebih tepat.
Demikian penjelasan tentang indikator trading paling kuat yang perlu diketahui dalam artikel di atas. Semoga dengan pembahasan tersebut, pembaca dapat memahami berbagai macam indikator yang terdapat pada trading saham dari karakter dan cara penggunaannya yang berbeda.