Themarketmogul.com – Saham free float adalah salah satu jenis saham pada perusahaan yang bisa di perdagangkan secara publik pada pasar sekunder. Dalam perdagangan di pasar busa, ada yang namanya saham free float atau pbulic float. Sesuai arahan dari Bursa Efek Indonesia ( BEI ), perusahaan tercatat harus memenuhi syarat minimum atas sahamnya dengan jumlah pemegang sahamnya juga. Hal ini tujuannya untuk bisa mewujudkan perdagangan yang teratur serta efisien. Tentu saja demi bisa meningkatkan likuiditas perdagangan maupun perlindungan investor.
Saham Free Float Adalah
Secara garis besar, free float atau publick float ini masuk sebagai saham perusahaan yang bisa di perdagangkan secara publik pada pasar sekunder. Isinya sudah mencakup atas jumlah saham yang di miliki oleh publik, pemegang saham minoritas, sampai investor institusional. Namun, tidaklah termasuk pad saham yang mana di miliki oleh pendiri, anggota dewan komisaris, anggota direksi, manajemen perusahaan / pemegang saham mayoritas. Yang mana memiliki pengaruh besar di perusahaan.
Dalam artian lain, saham tersebut sudah termasuk sebagai saham yang memang tersedia untuk masyarakat dan bukan di miliki oleh orang dalam. Biasanya jumlah atas saham ini kurang dari 5% atas keseluruhan saham yang sudah tercatat. Sehingga, itu sudah di sebut juga sebagai saham minoritas. Walau begitu, saham minoritasnya telah menjadi metrik penting bagi investor di dalam memilih saham.
Makin tinggi persentase ideal bagi saham float, maka akan menunjukan adanya kestabilan maupun volatilitas yang makin baik, Persentase ideal bagi sahamnya di kisaran angka 40 sampai 80%. Tapi sebaliknya, saham-saham dengan persentase float yang kecil jarang sekali di investasikan oleh para investor institusional. Hal ini karena sahamnya cenderung jauh lebih fluktuatif, daripada saham yang memiliki float besar.
Dampak dari Free Float Saham
Dari adanya penyesuain atas penjelasan si saham free float ini. Tentu saja mengakibatkan beberapa dampak yang nanti bisa di timbulkan. Baik itu secara positif maupun negatif, tentu saja ada. Berikut kutang lebih dampak yang bisa di ketahui :
- Memiliki penyesuaian bobot – akan terjadi berbagai penyesuaian atas bobot saham, terutama pada sejumlah indeks seperti LQ45 & IDX30. Tujuannya tentu saja agar tiap investor bisa memperoleh gambaran secara real atas nilai saham yang akan dibeli.
- Peningkatan efisiensi portofolio – bobot saham yang ada akan berkurang, sehingga memiliki dampak pasti pada efisiensi portofolio. Nah, efisiensi ini jelas mampu meningkat dan nantinyad apat mendorong emitmen dengan menambah jumlah sahamnya.
- Imbas pada reksadana – rupanya penerapannya juga memiliki dampak pada investasi reksadana. Di mana manajer investasi akan melepaskan emiten yang memiliki jumlah saham mengambang juga rendah.
Bagaimana Cara Menghadapinya ?
Jika di singgung perihal seperti apa investor atau trader menghadpai saham free float ini. Maka, jawabannya sudah pasti mengharuskan mereka benar-benar jeli serta paham terkait emiten mana saja yang terimbas. Sehingga, nantinya akan meminimalisir berbagai macam risiko kerugian. Salah satunya dengan mengurangi saham yang mana terkena dampak free float. Karena, pada dasarnya kemungkinan saja aset manajemen juga akan mengurangi adanya porsi dari saham yang terdampak.
Tak hanya itu, kamu juga wajib sekali memahami bagaimana cara melakukan investasi maupun menjalankan trading dari saham secara lengkap. Ada berbagai macam istilah yang sudah seharusnya di pahami, agar nanti tidak mudah mengalami kerugian. Lalu, kamu juga harus mengupdate skill sampai dengan info-info terkini seputar saham. Tentu saja hal tersebut akan sangat membantu dalam mendulang banyak imbal hasil yang tersedia. Terlebih lagi dengan adanya saham ini, tentu saja akan berpengaruh juga pada banyak transaksi yang menjadi incaran.