Themarketmogul.com – Perbedaan obligasi syariah dan konvensional dapat terlihat berdasarkan prinsip-prinsip dasarnya. Bagi para investor yang ingin melakukan investasi, sejatinya akan ada banyak sekali pilihan terkait instrumen di dalamnya. Nah, salah satu di antarnya adalah investasi keuangan sistem obligasi. Dalam pasar keuangan, jenis obligasi ada konvensional juga syariah. Untuk lebih lengkapnya lagi, berikut perbedaan yang dapat di ketahui.
Apa Itu Perbedaan Obligasi Syariah dan Konvensional ?
Sebelum masuk pada prinsip dasar masing-masing dari obligasi syariah dan juga konvensional. Berikut ini akan mimin berikan penjabaran terkait definisi singkat mengenai kedua hal tersebut. Mulai dari :
1. Definisi Obligasi Syariah
Di kenal sebagai sukuk, yang mana sudah menjadi obligasi sesuai akan prinsip-prinsip dasar syariah islam. Tentunya obligasi ini sudah wajib mematuhi segala macam aturan yang telah di tetakan dalam hukum islam. Misal : terdapat larangan riba dan investasi dalam industri beberapa di larang ( produk minuman keras, perjudian, juga pornografi ).
Obligasi syariah juga sejatinya memastikan bahwa para pengguna dana investor, bisa di lakukan secara adil dan transparan. Serta, tak bertentangan terhadap keseluruhan prinsip Islam. Keuntungan dari obligasi syariah ini ada pada perlehan bagi hasil, bukan bermain bunga layaknya obligasi konvensional.
2. Definisi Obligasi Konvensional
Jenis dar obligasinya sudah umum di jual di pasar keuangan secara umum. Nah, obligasinya mampu menghasilkan keuntugan bagi para investor dalam bentuk bunga maupun kupon. Yang mana langsung di bayarkan secara berkala selama adanya masa jatuh tempo obligasi. Kurang lebih sih, masih sama saja seperti syariah. Hanya saja, di keluarkannya oleh pihak pemerintah, perusahaan maupun lembaga keuangan lainnya. Terutama sebagai peminjam uang dari si investor. Lalu, konvensional untuk obligasinya tak terikat pada prinsip syariah islam, melainkan ke ranah pemerintahan.
Perbedaan Obligasi Syariah dan Konvensional dari Sisi Prinsip Dasar
Ada beberapa perbedaan di antara keduanya yang dapat kamu lihat berdasarkan prinsip dasarnya. Memang, prinsip ini sudah memainkan peranan penting di dalam mengelola obligasi syariah maupun konevnsional. Hal ini dapat terlihat dari :
- Keuntungan – untuk syariah, tentu saja kejelasan dari penghasilannya sudah berasal dari usaha halal. Sedangkan konvensional, bermain pada bunga maupun penerbit obligasi.
- Prinsip Riba – tentunya obligasi syariah tak memiliki prinasip riba. Apa itu ? Bunga yang di kenakan atas hutang maupun pinjaman. Dalam islam, tentunya riba ini termasuk ke dalam dosa besar. Sedangkan untuk konvensional, lebih ke arahg integral atau mengikuti instrumen keuangan.
- Prinsip Bagi Hasil – sudah pasti untuk yang syariah di hasilkannya antar investor dengan penerbit obligasi dari bagi hasil uama. Sedangk konevnsional, lebih mengacu pada penerimaan hasil di dalam bentuk bunga tetap yang telah di sepakat.
2 Resiko Terkait Perbedaannya
Ada perbedaan di dalam resiko yang mana terkait akan obligasi syariah dan juga konvensional. Berikut ini merupakan perbedaannya :
1. Resiko Bisnis – untuk obligasi syariah, para investor sudah berbagi resiko bisnis dengan para penerbit obligasi. Jadi, apabila usaha yang mana di biayai oleh jenis syariah tak berhasil. Maka, investor bisa saja mengalami kerugian. Sedangkan untuk konvensional, resiko dari bisnis ini telah di tanggung sepenuhnya oleh para penerbit obligasi.
2. Resiko Likuiditas – untuk syariah, sudah pasti akan sulit di jual kembali pada pasar sekunder. Itu semua lantaran instrumen ini tak di terbitkan dalam jumlah yang sama layaknya obligasi konvensional. Sehingga, para investor mungkin saja mengalami kesulitan di dalam menjual jika mereka membutuhkan uang yang cepat. Sedangkan jenis konvensional, likuidnya ini di terbitkan dalam jumlah lebih besar juga lebih mudah di jual kembali.