Perbedaan Obligasi dan Pasar Uang – Banyak orang masih bingung antara reksadana pasar uang dan obligasi. Bagian dari investasi reksadana adalah obligasi, bukan? Memangnya investasi langsung dalam obligasi dapat di lakukan? Anda benar-benar dapat melakukannya! Meskipun obligasi merupakan bagian dari pasar uang, Anda juga dapat berinvestasi langsung pada obligasi tanpa harus melalui perantara reksadana. Apa perbedaan antara keduanya?
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang investasinya pada pasar uang, seperti deposito atau kas, dan obligasi yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Karena pembelian efek membutuhkan banyak dana dari investor lain, Anda dapat memulai investasi reksadana dengan uang sebesar Rp50 ribu.
Namun, obligasi adalah surat pernyataan utang yang di terbitkan oleh perusahaan penerbit obligasi untuk diberikan kepada pemegang obligasi. Surat pernyataan ini berisi janji pemegang obligasi untuk membayar kembali pokok bunga saat jatuh tempo.
Baca Juga : Reksadana Indeks Adalah: Pengertian dan Cara Mendapatkannya
Perbedaan Pasar Uang dan Obligasi
1. Pembukaan akun
Salah satu hal yang membedakan reksadana dari obligasi adalah modal awal yang di perlukan untuk membuka rekening. Untuk membuka rekening transaksi obligasi, Anda harus memiliki modal minimal Rp5 juta untuk pecahan obligasi ORI dan sukuk ritel, dan Rp1 miliar untuk obligasi yang di terbitkan oleh pemerintah dan swasta. Selain itu, hanya klien tertentu yang dapat memanfaatkannya.
Investasi reksadana berbeda dari investasi obligasi langsung karena Anda hanya perlu memulai dengan 50 ribu rupiah dan dapat membuka rekening reksadana pasar uang di berbagai aplikasi dengan jumlah modal ini, dan Anda dapat menambahkan lebih banyak dengan jumlah minimal yang sama. Jauhnya lebih murah dan dapat di lakukan oleh siapa saja.
2. Risiko perubahan harga
Dalam hal imbal hasil dan return, reksadana dan obligasi sama-sama berubah. Pernyataan harga yang membedakan mereka. Harga obligasi di wakili dalam persentase, dengan premium di atas seratus persen, potongan di bawah seratus persen, dan par sama dengan seratus persen. Dengan asumsi pemegang obligasi dapat memenuhi kewajibannya, harga obligasi yang ada di atas atau di bawah seratus persen akan kembali setara seratus persen.
Sebaliknya, harga reksadana di nyatakan dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB), yang di hitung oleh manajer investasi setiap hari dan di mulai dengan angka 1.000. Imbal hasil reksadana pasar uang akan selalu berubah-ubah, apapun jangka waktu investasi Anda, karena reksadana pasar uang tidak memiliki jatuh tempo seperti obligasi, di mana harganya dapat kembali sepenuhnya.
3. Kredibilitas
Dalam hal likuiditas dan pencairan, reksadana dan obligasi sangat berbeda. Obligasi di pasar sekunder lebih tidak likuid dan lebih sulit untuk dicairkan. Untuk mendapatkan keuntungan dari investasi langsung di sektor obligasi, akan sangat butuh waktu dan usaha.
Investasi di instrumen ini tidak seperti reksadana karena sangat likuid dan dapat di cairkan kapan saja. Anda juga dapat menikmati imbal hasil keuntungan investasi dengan hanya mengajukan permintaan pencairan. Anda hanya perlu menunggu hingga T+7 maksimal untuk mendapatkan hasil investasi di rekening Anda.
4. Agen pemasaran
Membeli obligasi, baik di pasar perdana maupun sekunder, dapat di lakukan oleh perusahaan sekuritas yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank. Anda juga dapat datang langsung ke perusahaan penjual obligasi atau bank, bahkan beberapa bank penjual obligasi telah mengajukan permohonan untuk membeli obligasi. Namun, jumlahnya tetap terbatas.
Namun, jika Anda ingin melakukan investasi reksadana, Anda dapat menghubungi agen penjual—bank dan perusahaan sekuritas yang terdaftar di OJK. Sebenarnya, membeli obligasi adalah hal yang sama, tetapi investasi reksadana saat ini memiliki banyak opsi, salah satunya adalah menggunakan aplikasi. Aplikasi investasi yang mudah digunakan memungkinkan Anda membuka rekening, mendaftar sebagai nasabah, dan mulai berinvestasi.