Themarketmogul.com – Support resistance forex sudah sering kali di gunakan sebagai acuan analisa trading, tapi tidak semua trader memahaminya. Dalam trading forex, harga yang terbentuk sudah mengikuti mekanisne buy sell yang ada di pasar. Sebab itulah, terdapat beberapa level tertentu yang tak langsung di sepakati oleh para trader sebagai titik pembalikan harga. Yakni : pada saat kekuatan ual melemah, sementara untuk kekuatan beli menguat. Atau bisa juga kebalikannya, di mana kekuatan beli melemah dan kekuatan jual menguat. Nah, dari sinilah terdapat titik pembalikan harga yang di sebut dengan Support and Resistance.
Penjelasan Support Resistance Forex
Saat para trader menganggap bahwasannya level harga terbilang sangat tinggi, maka mereka akan cenderung untuk bisa mengakhiri aksi buy dengan profit-taking. Tindakan tersebut tentu saja akan menyebabkan harga turun, terutama setelah memperoleh level tinggi tertentu. Yang kemudian, di sebut juga sebagai resistance dalam dunia forex. Adapun level harga oleh para trader di anggap cukup rendah, sehingga mereka akan melakukan sell take profit. Akibatnya, hal ini merancu pada harga yang terkoreksi naik dan itu sudah menjadi cikal bakal terjadinya Support. Untuk lebih jelasnya, kamu dapat memperhatikan contoh gambar di bawah ini.
Pada gambar tersebut, kamu mungkin pernah mendengar salah satu kutipan. Yakni : beli pada harga rendah terlebih dahulu, kemudian jual di harga tinggi atau ‘buy low, sell high’. Akan tetapi, dalam hal ini masih banyak trader forex pemula yang bingung mengenai di mana letak harga rendah dan tinggi berada. Nah, itu semua secara jelas ada di bagian support and resistance dalam forex.
- Resistance sudah termasuk ke dalam area yang tercipta pada saat harga berhentik naik dan kembali berbalik turun. Perannya sendiri sebagai ‘batas atas’ yang mampu menghalangi kenaikan harga lebih lanjut di sementara waktu.
- Support lebih mengacu pada area yang tercipta di saat harga berhenti menurun dan berbalik naik. Tentu saja ini menjadi ‘batas bawah’ yang mampu mencegah harga menurun lebih lanjut dalam sementara waktu.
2 Cara Menentukan Support Resistance Forex
Setelah melihat penjelasan di atas, kini waktunya kamu selaku trader mengetahui seperti apa cara dalam menentukan suppor resistance dalam dunia forex. Paling umum cara ini dengan melihat level tertinggi maupun terendah pada grafik harga. Lebih jelasnya lagi, berikut ada contoh cara melakukannya :
1. Memakai Bollingers Bands ( BB )
Indikator Teknikal Bollinger Bands tentu saja mampu di temukan pada semua platform trading yang di sediakan oleh pihak broker forex. Caranya : pada platform utama trading, kamu bisa membuka terlebih dahulu grafik harga pasangan mata uang yang memang ingin di perdagangkan. Lalu, kamu tinggal insert saja indikator Bollinger Bandsnya. Nanti, akan muncul 2 garis Bollinger Bands pada grafik, layaknya 2 pita yang saling mengapit pergerakan harga.
Daro gambar di atas, dapat terlihat jelas bagaimana harga cenderung berbalik turun setelah mampu mencapai batas atas BB ( Resistance ). Setelahnya, akan langsung berbalik naik ketika mencapai batas bawah BB ( Support ). Nah, batas bawah dan batas atas takpak fluktuatif, sehingga di sebut juga dengan Support – Resistance Dinamis.
2. Memakai Pivot Points
Pivot Points sudah termasuk ke dalam titik-titik support resistance yang mana di kalkulasikan berdasar harga tertinggi, terendah, juga penutupan pasar di periode sebelumnya. Toolsnya sendiri tak tersedia secara otomatis pada platform MetaTrader, namun para trader dapat menghitung serta menerapkan garis horizonta. Itu semua demi memperoleh level-Pivot Points terbaru.
Kamu bisa menghitung PP secara manual, tapi sebenatnya tak harus memakai rumus dan menghitung sendiri. Jika kamu paham terhadap rumus tersebut, akan jauh lebih baik lagi.
Cobalah untuk mengamati garis-garis penanda huruf R2, R1, P, S1, dan S2 pada bagian kiri grafik. Itu sudah di sebut sebagai Support Resistance yang telah di tentukan memakai perhitungan Pivot Points. Setelah berbalik pada titik Pivot ( P ), harga langsung bergerak ke S1. Jika nantinya harga kembali menurun, kemungkinannya akan mencapai S2. Tapi, jika berbalik naik, nantinya dapat kembali lagi pada titik Pivot tersebut. Intinya, ketika kamu melakukan trading R2, R1, P, S1 dan S2. Itu semua dapat di jadikan sebagai acuan awal pembukaan trading, target profit, sampai batas kerugian maksimal. Sebab itulah, titik-titik pembalikan harga paling mungkin terjadi.