Themarketogul.com – Sifat candlestick pada dasarnya mengikuti tiap pola yang ada. Candlestick sudah menjadi strategi yang umumnya di pakai oleh para investor dengan pengadaan analisis teknikal. Umumnya sudah di gunakan oleh para trader untuk dapat melihat adanya potensi harga pada saham, forex, hingga trading komoditas lainnya. Variasi pola candle, mempunyai beberapa jenis yang kedepannya bisa membantu investor hingga trader dalam memprediksi harga pada jangka waktu tertentu.
Sifat Candlestick dari Beberapa Komponen Utamanya
Sebelum bisa mempelajari banyak jenis pola candlestick, seorang trader harus lebih dulu mengetahui adanya beberapa komponen dari candle. Paling tidak, ada 3 komponen yang bisa di ketahui dalam membaca poca terkait sifatnya. Mulai dari : posisi harga, tubuh, sampai sumbu candle.
1. Komponen : Posisi Harga
Dalam pola candlestick, ada 4 indikator yang mana mempunyai harga dengan posisi wajib di pahami. Berikut ketetapan dari 4 posisi harganya :
- OPEN = menjadi harga yang mana telah di tetapkan pada saat bursa di buka
- LOW = masuk sebagai harga terendah yang mana di tetapkan pada hari ini.
- HIGH = merupakan harga tertinggi yang mana telah di tetapkan pada hari ini.
- CLOSED = menjadi harga yang di tetapkannya justru setelah melakukan penutupan bursa.
2. Komponen Tubuh Candle atau Body
Selanjutnya adalah tubuh candle, yang mana bagian tersebut sudah menunjukkan harga pembukaan dan penutupan di titik waktu tertentu. Di mana bentuknya segitiga dan sudah ada 2 warna pada tubuh candle : merah dan hijau. Untuk warna merah, memiliki arti telah terjadi penurunan atas harga saham dengan harga penutupan jauh lebih rendah daripada harga pembukaan. Kemudian untuk hijau, telah terjadi peningkatan atas harga saham dengan harga penutupan jauh lebih tinggi daripada harga pembukaannya.
Lalu, saat tubuh candlestick tak memakai warna hijau dan merah. Nantinya akan langsung di ganti dengan warna hitam sebagai ajang pengindikasian situasi bearish dan warna putih untuk situasi bullish. Selain daripada itu, ukuran panjang dari candlestick juga akan menampilkan seberapa besar harga yang telah mengalami pergerakan selama durasinya berlangsung.
3. Sifat Candlestick Berdasarkan Shadow / Wick
Terakhir, bisa di lihat berdasarkan sumbu candle atau shadow. Bagian tersebut telah menunjukkan adanya harga tertinggi dan terendah dari saham pada titik waktu tertentu. Harga sudah di tunjukkan melalui garis lurus yang mana membentang di atas maupun bawah tubuh layaknya lilin. Perbandingan antara badan dengan sumbu candle, juga semestinya kamu perhatikan. Kenapa ? Karena, saat nilai harga mengalami volatilitas, sumbunya akan jadi lebih panjang daripada badannya. Sumbu tersebut akan menginformasikan pergerakan harga sesuai akan durasi candlestick.
Di saat sumbu panjang ke bawah, maka harganya akan langsung mengacu ke bawah. Pada kondisi yang sama, pelaku pasar yang lain akan melakukan pembelian. Sehingga, mampu membuat harga menjadi naik ! Nah, kondisi seperti ini sudah memiliki arti sebagai bullish reversal. Tapi sebaliknya, saat sumbu berada di posisi atas, artinya para trader atau investor sedang melakukan profit taking. Hal ini di sebut dengan bearish reversal.
Kesimpulan
Candlestick sudah menjadi indikator teknikal yang mana merepresentasikan aktivitas harga pada rentang waktu tertentu. Di mana, ada informasi berupa harga pembukaan, penutupan, tertinggi juga harga terendah. Dengan begitu, kamu sebagai investor atau trader sudah semestinya bisa membaca pergerakan candlestick menjadi hal penting. Karena, nantinya si investor bisa memperoleh sinyal kuat terkait akan potensi pergerakan harga. Sampai membaca psikologi pasar yang mampu menjadi modal berharga dalam mengambil keputusan investasi.