Themarketmogul.com – Contoh Analisis Fundamental. Analisis fundamental adalah metode yang di gunakan untuk mempelajari dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan. Hal ini di lakukan dengan meninjau laporan keuangan dan rasio, memeriksa manajemen efektivitas perusahaan, serta persaingan industri. Kemudian, para investor menggunakan analisis tersebut untuk memberikan keuntungan yang cukup besar. Selanjutnya, analisis ini berhubungan dengan dasar-dasar ekonomi, mulai dari neraca keuangan hingga laporan laba-rugi. Lalu, apa saja contoh dari analisis tersebut? dan bagaimana cara membuatnya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Contoh Analisis Fundamental
Pada dasarnya, analisis fundamental lebih menitik beratkan kepada kinerja dari perusahaan. Dengan menggunakan analisis fundamental akan mempermudah investor untuk mengetahui dan mempertimbangkan pergerakan harga saham yang mungkin terjadi. Berikut ini adalah contoh dari analisis tersebut, antara lain:
1. EPS
Earning Per Share atau di kenal dengan EPS merupakan indikator kinerja keuangan untuk mengukur profitabilitas dan jumlah keuntungan yang di dapatkan per lembar saham dengan beredar di perusahaan. Kemudian, cara membuat EPS dapat di lakukan dengan menggunakan rumus perhitungannya. Rumus menghitung EPS ini cukup mudah untuk di cari dan di peroleh hasilnya. Hasil yang di peroleh dari menghitung rumus EPS adalah laba per lembar saham. Adapun rumus perhitungan EPS, antara lain:
Rumus EPS = laba bersih / jumlah saham beredar
2. Penjualan
Menghitung analisis fundamental dari penjualan harus di lakukan dengan menganalisis pendapatan penjualan yang di miliki oleh kedua perusahaan. Kemudian, analisis pendapatan di peroleh dari penjualan produk dan jasa yang berasal dari perusahaan tersebut atau dari penjualan aset perusahaan itu sendiri. Pendapatan yang di peroleh perusahaan dari penjualan bisa di hitung dengan mengurangi pengembalian dan diskon. Selain itu, hasil penjualan dalam analisis fundamental termasuk ke dalam salah satu pendapatan yang bisa di hasilkan oleh perusahaan. Untuk mengetahui penjualan yang berhasil di lakukan perusahaan dapat menggunakan rumus, antara lain:
Rumus penjualan = pendapatan – (kembalian + diskon)
3. Laba Operasi
Laba operasi menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Kemudian, laba operasi adalah keuntungan yang di dapatkan perusahaan dari kegiatan operasinya, sebelum memperhitungkan pendapatan dan beban non operasional. Laba operasi di kenal sebagai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Untuk memperoleh laba, cara menghitungnya dapat di lakukan dengan mengurangi pendapatan perusahaan dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Beberapa biaya operasi, mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya depresiasi, dan biaya overhead. Rumus perhitungan laba operasi adalah sebagai berikut.
Rumus laba operasi = pendapatan – biaya operasi
4. ROE
Return On Equity (ROE) adalah rasio perbandingan dari pendapatan bersih dengan total equitas pemegang saham. Kemudian, nilai ROE bisa di ketahui dengan cara membaca dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Tidak ada patokan khusus tentang nilai ideal ROE bagi perusahaan. Namun, nilai ROE yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin efisien. Untuk mengetahui berapa nilai ROE yang baik, investor harus dapat membandingkan antara nilai ROE suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Rumus perhitungan ROE adalah sebagai berikut.
Rumus ROE = pendapatan bersih / total equitas x 100
Demikian penjelasan menarik tentang contoh analisis fundamental dan cara membuatnya dalam artikel di atas. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan, wawasan dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.