Cara Menghitung BEP Pada Usaha Makanan

Cara Menghitung BEP Usaha Makanan

Themarketmogul.com Cara Menghitung BEP Usaha Makanan. Istilah Break Even Point (BEP) atau titik impas mungkin terdengar tidak asing dalam kaitannya dengan dunia usaha, termasuk usaha makanan (kuliner). Kemudian, titik impas adalah kondisi di mana jumlah pemasukan dan pengeluaran sama. Dalam artian, usaha ada di titik imbang, tidak untung namun tidak juga rugi. Selanjutnya, dengan mengetahui berapa unit/porsi yang harus di jual dari titik BEP bisa membuat usaha tidak rugi. Agar mendapatkan keuntungan harus di lakukan dengan meningkatkan penjualan.

Gambar by www.liputan6.com

Perbedaan Dengan Balik Modal

Istilah balik modal adalah salah satu yang sering terdengar saat membahas suatu bisnis. Namun, banyak yang mengira balik modal sama dengan BEP.

Balik modal adalah kondisi di mana keuntungan bisa menutupi seluruh investasi atau biaya yang di keluarkan untuk memulai usaha. Salah satu contohnya, Anda berkeinginan membangun usaha kue rumahan. Tentunya, Anda sudah mempertimbangkan akan membuat berapa porsi atau loyang, jenis kue yang di buat, biaya pembelian bahan, peralatan kue, kemasan dan lain sebagainya.

Apabila mengeluarkan modal sebesar Rp 1.000.000 dan mendapatkan keuntungan Rp 1.500.000, artinya keuntungan menutupi modal yang di keluarkan untuk usaha tersebut.

Sebagaimana di jelaskan bahwa BEP adalah kondisi di mana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak merugi. Ini karena jumlah keuntungan sama dengan pengeluaran.

Gambar by kabardesa.my.id

Manfaat Menghitung BEP

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dalam menghitung titik impas pada usaha makanan, antara lain:

  1. Dapat menentukan target penjualan selama periode tertentu agar usaha tidak merugi
  2. Dapat membantu menentukan harga jual atau perubahan lainnya yang terkait dengan modal usaha
  3. Dapat membantu menyiapkan langkah antisipasi jika penjualan menurun

Unsur Dalam BEP

Ada beberapa unsur penting dalam menghitung titik impas pada usaha makanan, antara lain:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak mengalami perubahan. Misalnya, biaya sewa tempat, biaya karyawan tetap, biaya listrik (jika produksi tidak menggunakan peralatan yang memerlukan banyak listrik).

2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap mencakup harga bahan pokok untuk produksi atau lainnya yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan dan penurunan produksi.

Kemudian, kenaikan harga pangan akan mempengaruhi pengusaha dalam berproduksi. Misal, kenaikan harga kedelai membuat para pengusaha tahu dan tempe terpaksa memperkecil ukuran produk mereka.

3. Harga Jual Per Unit atau Porsi

Harga jual adalah hasil penentuan harga produk yang hendak di tawarkan ke konsumen.

Gambar by kabardesa.my.id

Cara Menghitung BEP Usaha Makanan

Setelah mengetahui komponen utama dalam penghitungan BEP. Berikut ini adalah cara menghitungnya dalam usaha makanan dalam satuan unit dan satuan nilai uang, antara lain:

1. Satuan Unit atau Porsi

Jika mempunyai usaha mie ayam dengan perincian sebagai berikut:

Harga jual per mangkok: Rp 10.000

Biaya tetap per bulan: Rp 1.200.000

Biaya variabel per mangkok Rp 2.000

Maka BEP per unit adalah:

Biaya Tetap / (Harga jual per unit – Biaya Variabel per unit)

1.200.000/ (10.000-2.000)= 1.200.000: 8.000=150

Jadi, BEP akan tercapai jika berhasil menjual sebanyak 150 mangkok.

2. Satuan Nilai Uang

Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per unit/ Harga jual per unit))

1.200.000/ (1-2.000/10.000)= 1.200.000/0.8= Rp 1.500.000

Artinya, Anda akan mencapai BEP jika nilai penjualan mencapai Rp 1.500.000.

Demikian penjelasan menarik tentang cara menghitung bep pada usaha makanan yang di sampaikan dalam artikel di atas. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan, wawasan dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.