Themarketmogul.com – Shooting Star Candlestick menjadi sebuah pola yang sifatnya bearish dan biasa muncul di dekat puncak harga tertinggi dalam suatu uptrend. Pola tersebut tentu saja bisa memberikan isyarat atas perubahan uptrend menjadi downtrend untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Satu candle dengan body pendek, upper shadow sangat panjang, dan lower shadow sangat pendek / tak sama sekali. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut penjelasan lengkapnya.
Cara Membaca Shooting Star Candlestick
Pola dari shooting star candlestick ini, mampu memberikan tanda adanya kemungkinan sudah mencapai puncaknya. Akan tetapi, kemunculan tersebut tak semerta-merta langsung menyatakan jika uptrend ini akan langsung berubah menjadi downtrend. Ingat ! Bahwa Shooting Star mampu mensinyalkan koreksi bearish singkat maupun dalam jangka panjang.
Shooting star candlestick terbilang akurat, biasanya akan muncul setelah terbentuk dari 3 bullish candle secara beruntun. Yang mana memiliki level tertinggi dan makin tinggi. Dalam situasi pola tersebut, tentu saja hal ini mampu menjadi pertanda bahwa buyer mulai kehabisan energi dan sellers mampu mengambil alih kendali. Kita juga menjadi lebih sering mengalami kesulitan di dalam mengenali candlestick tersebut. Umumnya baru bisa teridentifikasi dengan tepat, sesaat setelah terbentuknya 1 candle pada sesi berikutnya. Atau kamu bisa mengenalnya dengan ‘Candle Konfirmasi’.
Candle konfirmasi ini, telah terbentuk setelah shooting star ideal memiliki opening price dekat closenya. Lalu, bergerak jauh ke bawah dan akhirnya memiliki bentuk gap cukup mencolok. Candle ini, jelas harus memiliki high di bawah high dari shooting serta closing price di bawah close tersebut. Jadi, candle konfirmasi secara tak langsung menandakan bahwa pergerakan harga benar-benar mengalami reversal dan akan melanjutkan penurunan di sesi berikutnya.
Trik dalam Menggunakannya
Untuk bisa menggunakannya, tentu saja memiliki trik sederhana. Kamu hanya perlu memperhatikan contoh pola dari candle yang ada. Setelahnya, tinggal mencari tahu bentuk serupa pada grafik harga saham atau crypto yang kamu miliki. Kemudian, perhatikan juga candle yang terbentuk setelahnya. Apabila setelahnya candle ini memiliki body dan high lebih rendah. Maka, polanya sudah terkonfirmasi dan sekarang apa yang bisa di lakukan seorang trader dan investor ? …
Baik itu trader dan Investor mancanegara memanfaatkan Shooting Star sebagai sinyal untuk melakukan short selling atau bahkan menjual aset tanpa memilikinya. Trader forex pun bisa memakai shooting sebagai sinyal untuk mengeksekusi posisi sell. Namun sayangnya, otoritas Indonesia melarang adanya penggunaan short-selling. Sebagai alternatifnya, kamu dapat memakai hal ini sebagai bentuk sinyal untuk profit-taking ( jika sudah mengalami ). Atau bisa langsung cut loss jika kamu sudah terlanjur beli di pucuk. Ada baiknya untuk bisa menghindari saham dan aset kripto yang baru saja memunculkan pola candlestick Shooting Star.
Perbedaan dari Shooting Star dengan Inverted Hammer
Secara personal, memang mirip seperti pola Inverted Hammer. Keduanya sama-sama memiliki upper shadow yang mana sangat panjang dan bodynya berukuran kecil. Di tambah lower shadow sangat kecil atau bahkan tak ada sama sekali. Akan tetapi, ada perbedaan signifikan di antara keduanya. Berikut beberapa perbedaannya :
1. Pola dari Shooting Star sudah terbentuk pada puncak / ketika mendekati puncak dari suatu trend. Sedangkan Inverted Hammer, bentuknya ada pada dasar atau memang mendekati dasar dari suatu downtrend.
2. Bagi Shooting Star, polanya mampu memberikan sinyal jual yang memang ada kaitannya dengan Bearish Reversal. Bisa di katakan bahwa itu termasuk perubahan trend dari uptrend menjadi downtrend. Untuk Inverted Hammer, dia bisa menandakan sinyal beli yang mana berkaitan dengan Bullish Reversal. Bisa di katakan adanya perubahan trend dari downtrend ke uptrend.