Themarketmogul.com – Investasi bagi hasil menjadi salah satu persoalan yang selama ini di cari oleh para investor pemula. Memulai sebuah bisnis pastinya harus memakai modal yang tak sedikit. Bagi siapapun yang memiliki tabungan usaha, jelas jika hal ini bukan termasuk pada masalah utama yang harus di hadapi. Akan tetapi, beda halnya dengan kamu yang belum mempersiapkan segala sesuatunya serta dana lumayan terbatas. Tentunya bagian tersebut sudah menjadi momok utama dalam permulaan dari bisnis tersebut.
Mengenal Investasi Bagi Hasil
Investasi atau sistem bagi hasil merupakan sebuah bentuk perjanjian yang mana di lakukannya oleh pengusaha bersama investor. Hal tersebut tentu saja demi bisa mendapatkan banyak laba atau keuntungan. Semuanya sudah di tandai oleh adanya kontrak kerja sama di antara kedua belah pihak. Yang mana apabila perusahaan berhasil memperoleh keuntungan, maka selanjutnya akan di lakukan pembagian hasil dari laba tersebut.
Tak hanya keuntungan saja, melainkan sebaliknya juga. Di saat bisnis tersebut mengalami yang namanya kerugian, maka kedua belah pihak harus bisa menanggungnya secara bersamaan. Tentunya itu sesuai atas hasil kesepakatan di antara pebisnis dengan investor. Rasio tingkat angka memang telah menentukan sebagaimana perjanjian bagi hasil yang sudah di lakukan dari kedua belah pihak tersebut. Bahkan saat bisnis yang di jalankan mengalami kerugian, pihak-pihak ini akan terus menanggung bersama sesuai daripada porsi masing-masing.
Macam – Macam Metode Sistem Bagi Hasil
Untuk bisa menjalankannya, maka paling tidak ada beberapa metode yang harus kamu ketahui terkait sistem bagi hasil ini. Bisa di bilang, metode, cara, maupun skema tersebut akan mampu menentukan seperti apa pembagian hasil keuntungan di antara kedua belah pihak nantinya. Mulai dari :
1. Profit Sharing – metode pertama yang mana keuntungan tersebut sudah berasal daripada jumlah pendapatan di kurang dengan adanya biaya operasional. Dengan begitu, hasil yang nantinya akan di dapatkan sudah termasuk keuntungan ataupun laba bersih menyeluruh.
2. Gross Profit Sharing – ini menjadi pembagian laba kotor. Yakni pembagian atas hasil keuntungan yang mana di hitung dari pendapatan dan di kurangi oleh harga pokok penjualan. Perhitungan dari laba belum di kurangi oleh adanya beban maupun biaya lainnya, seperti : pemasaran, administrasi, pajak, dan lain sebagainya.
3. Revenue Sharing – jenis pendapatan sebelumnya yang sudah berlaku pada sistem perbankan. Hal ini sudah jelas terhitung dari pada total pendapatan pengelolaan, di mana belum di kurangi oleh adanya biaya operasional serta komisi. Polanya juga bisa di gunakan demi suatu keperluan distrbusi hasil usaha lembaga keuangan. Semuanya berdasarkan pada perjanjian maupun akad antara kedua belah pihak.
Pemberi Modal Sama Dengan Rekan Kerja
Seperti apa yang sudah mimin bahas di atas, bahwasannya hal ini terkait antara dua orang. Ketika kamu melakukan bisnis atau investasi tersebut bersama dengan teman, maka sistemnya mungkin sekali akan terjadi. Contoh singkatnya : teman kamu memberikan modal, berarti ia juga akan menjadi rekan kerja yang aktif. Tapi harus ingat ! Bahwa rekan kerja ini masih termasuk sebagai karyawan. Sehingga, ia juga berhak mendapatkan adnaya 2 penghasilan ( Dividen & Gaji ).
Untuk dividen sendiri masuknya ke ranah keuntungan bersih, caranya bisa di dapatkan setelah di potong investasi kedepan maupun biaya operasonal. Pembagiannya bisa coba di sesuaikan kembali oleh adanya persentase modal yang langsung di tanamkan pada awal masing-masing dari si pemilik modal. Sistem bagi hasil keuntungan yang di dapat dar pemodal, bisa langsung di akumulasi dan pemberiannya 1 tahun sekali. Sedangkan untuk gaji sebagai rekan aktif / karyawan, akan di bayarkan tiap 1 bulan sekali.