Pola Chart Pattern – Karena teori Dow menunjukkan bahwa harga saham akan terus mengalami pengulangan, investor disarankan untuk mempelajari pola dan pola yang sering terjadi pada harga saham. Dengan memahami berbagai pola chart, investor dapat memprediksi arah harga yang paling mungkin terjadi selanjutnya.
Dalam pasar saham, ada tiga jenis pola grafik yang umum ditemukan: pola pembalikan tren atau reversal, pola pelanjutan tren atau continuation, dan pola pembalikan atau pelanjutan tren atau bilateral.
Investor pemula sering mempelajari setidaknya lima belas jenis chart pattern, dengan 4 di antaranya yang paling umum di pasar saham Indonesia.
Pola Chart Pattern
1. Double Top dan Double Bottom
Double top adalah pola bearish reversal yang terjadi setelah pola bullish (tren harga naik) yang cukup kuat. Pola ini terlihat seperti dua kepala bersanding, cukup jelas, dan sangat mungkin terjadi reversal bearish. Bentuk harga tertinggi selama tren bullish adalah fase pertama terbentuknya pola double top ini, yang mirip dengan huruf M.
Setelah harga tertinggi tercapai dan menciptakan level resistance, harga akan turun dan menciptakan level support namun tidak dalam. Kemudian harga akan naik kembali dan menyentuh level resistance sebelumnya atau bahkan mendekati saja, tetapi tidak perlu menyentuhnya. Setelah itu, harga akan kembali turun dan dapat memecah level support sebelumnya. Kemungkinan pola pembalikan arah atau downtrend setelah tren naik mungkin terjadi jika level support telah dipecahkan.
Sebaliknya, pola double bottom terjadi setelah pola downtrend yang cukup kuat. Pola ini terdiri dari dua kepala terbalik yang bersanding dan sekilas seperti huruf W. Tahap awal pola ini adalah pergerakan harga yang akan membentuk level support, yang akan menghentikan penurunan harga pada level tersebut.
Setelah itu, harga biasanya akan naik dan menciptakan level resistance, sebelum harga kembali turun menuju level support sebelumnya. Namun, ketika harga tidak mencapai level support sebelumnya, maka kemungkinan besar akan terjadi kenaikan harga. Pola double bottom ini cukup mungkin terjadi bullish. Ketika harga break level resistance, Anda dapat membuka posisi beli.
2. Bullish dan Bearish Pennant
Bullish pennant terjadi tepat setelah kenaikan harga yang cukup tajam dan membentuk pola saat harga bergerak menyamping, kemudian semakin menyempit membentuk pola bendera segitiga menyamping. Sangat mungkin untuk mempertahankan tren bullish sehingga dapat membuka posisi beli ketika harga sudah naik.
Pola bearish pennant adalah pola lanjutan yang menunjukkan konsolidasi mengerucut dalam pergerakan harga selama tren turun yang kuat. Pola ini berlawanan dengan bullish pennant.
Saat harga bergerak menyamping, pola ini seperti bendera segitiga, dengan titik tertinggi yang lebih rendah dan titik terendah yang lebih tinggi secara bertahap. Setelah tren turun berakhir, ada penurunan harga yang sebanding lainnya.
3. Rising dan Falling Wedge Pattern
Pola reversal bearish menunjukkan kemungkinan pembalikan arah atau trend. Jika diperhatikan, garis penghalang dan penghalang menunjukkan arah naik ke titik yang sama dengan ujung yang menyempit. Pola seperti ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar pembalikan arah terjadi.
Pola wedge jatuh menunjukkan kemungkinan besar reversal bearish. Garis pendukung dan penentang sama-sama menurun menuju titik yang sama dengan ujung menyempit, berlawanan dengan wedge yang meningkat. Jika Anda menemukan pola ini, Anda dapat memastikan bahwa tren akan berbalik arah dan memilih posisi untuk membeli saham.
4. Bullish dan Bearish Rectangle Pattern
Pola rectangle bullish terjadi ketika ada tren naik atau kenaikan harga. Pola ini menunjukkan pola konsolidasi sebelum tren naik terus. Dalam kebanyakan kasus, pergerakan harga berada dalam rentang yang sempit dengan jarak garis support dan resistance yang sama. Jika harga telah melampaui level resistensi sebelumnya, buka posisi beli.
Tidak seperti pola rectangle bullish, pola rectangle bearish termasuk pola yang berkelanjutan ketika harga turun dalam tren bearish yang kuat. Ini terlihat pada gambar di atas ketika harga turun dalam tren bearish yang kuat dan kemudian mulai berkonsolidasi atau memantul antara level penghalang dan penghalang membentuk pola paralel. Setelah itu, harga menembus level penghalang yang lebih rendah dan melanjutkan tren turunnya.